Ini Sebab Realisasi Investasi Asal Inggris dan AS Turun Drastis

Pemerintah berupaya mendorong masuknya investasi pada sektor baru antara lain pariwisata dan jasa di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Okt 2016, 17:42 WIB
Pemerintah berupaya mendorong masuknya investasi pada sektor baru antara lain pariwisata dan jasa di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Realisasi ‎investasi turun cukup signifikan dalam kurun waktu 2013-2016 dari dua negara investor terbesar bagi Indonesia. Negara tersebut yaitu Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Realisasi investasi Inggris pada periode Juli 2013-Desember 2014 sebesar US$ 2 miliar, namun turun 69,4 persen pada periode Januari 2015-Juni 2016 menjadi US$ 600 juta. Sedangkan realisasi investasi Negeri Paman Sam pada periode Juli 2013-Desember 2014 sebesar US$ 2,4 miliar dan turun 47,5 persen pada periode Januari 2015-Juni 2016 menjadi US$ 1,3 miliar.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong mengatakan penurunan realisasi investasi pada dua negara besar tersebut merupakan dampak dari lesunya sektor minyak dan gas (migas) global. Lantaran selama ini kedua negara ‎tersebut banyak berinvestasi di sektor tersebut.

"Karena migas. karena memang harga minyak mentah turun hingga 60 persen. Itu berdampak kepada investasi di migas. Investasi di sektor migas dihitung puluhan triliun bahkan ratusan triliun," ujar dia di Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Thomas menuturkan, penurunan realisasi investasi dari dua negara tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia tetapi juga negara lain. Hal ini karena 90 persen investasi dari Inggris dan AS di sektor pertambangan dan migas.

"Saya kira yang utama itu. Dalam sebuah forum investasi di Amerika, dalam 14 tahun terakhir 80-90 persen investasi Amerika itu di sektor sumber daya alam (SDA)," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Thomas, pemerintah tengah ber‎upaya untuk mendorong masuknya investasi pada sektor-sektor baru seperti pariwisata dan jasa. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan pada investasi di sektor pertambangan dan migas.

"Jadi balik lagi sekarang kita pemerintah mengupayakan mengalihkan investasi dari sektor lama seperti komoditas ke sektor baru seperti pariwisata, sektor jasa, sektor kesehatan, pendidikan," ujar dia.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Inggris di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan itu terjadi di periode Januari 2015 - Juni 2016 dibanding periode Juli 2013 - Desember 2014.

Tercatat, investasi Inggris turun sebesar 69,4 persen atau turun dari US$ 2 miliar menjadi US$ 0,6 miliar pada tahun ini. Sementara Amerika Serikat turun sebesar 47,5 persen atau turun dari US$ 2,4 miliar menjadi US$ 1,3 miliar. Untuk Korea Selatan turun sebesar 19,9 persen dari sebelumnya US$ 2,1 miliar menjadi US$ 1,7 miliar.


Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya