Liputan6.com, Mataram - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani hingga kini masih menutup jalur pendakian menuju Gunung Rinjani pascameletusnya kembali Gunung Barujari atau Anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru yang berbentuk pada 1944 berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran lebar 170 meter dan panjang 200 meter. Ketinggian 2.296-2.376 meter dari permukaan air laut (mdpl).
"Kita masih menunggu rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, apakah sudah bisa dilalui atau tidak. Namun hingga kini belum boleh ada pendakian," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) R Agus Budi Sentosa di Mataram, Rabu 26 Oktober 2016, dilansir Antara.
Agus mengaku tidak mengetahui sampai kapan jalur pendakian menuju Gunung Rinjani akan dibuka kembali seperti biasa. Mengingat, sampai saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi belum memberikan rekomendasi untuk membuka pendakian ke Gunung Rinjani.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi kapan jalur pendakian Gungung Rinjani akan dibuka kembali tergantung dari rekomendasi PVMBG," ujar dia.
"Kan banyak yang mau naik. Kita tegaskan tidak boleh, karena meski sifatnya rekomendasi tetapi kita tidak bisa menduga apakah akan hujan jika mendung, apakah mendung itu akan hujan wallahu alam bishawab, tapi kalau tiba-tiba hujan bagaimana," kata dia lagi.
Ia mencontohkan, Gunung Merapi di Yogyakarta, waktu status Waspada dilarang mendekat pada radius 6 km. Kemudian sudah 15 km, tiba-tiba awan panasnya 20 km.
Oleh karena itu, kata dia, batas aman 3 km di Gunung Rinjani belum jaminan aman. "Tidak ada satu orang pun di dunia yang bisa memastikan apakah aman atau tidak. Karena sampai saat ini Gunung Barujari masih berstatus waspada level II," katanya.