Tak Lagi Main Bom Ikan, Nelayan Banyuwangi Jadi Pemandu Wisata

Polres Banyuwangi luncurkan inovasi mengubah mindset pelaku bom ikan.

oleh Arya Prakasa diperbarui 27 Okt 2016, 20:39 WIB
Berwisata di Pantai Watu Dodol, Banyuwangi.

Liputan6.com, Bandung - Polres Banyuwangi pamerkan tiga inovasi unggulan dalam Forum Replikasi Inovsi Pelayanan Publik 2016 Kementerian ‎Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) di Pusdai, Kota Bandung. Inovasi yang ditonjolkan di antaranya adalah 'Change Mindset', yang diaplikasikan terhadap nelayan di Banyuwangi.

Menurut Kapolres Banyuwangi, AKBP Budi Mulyanto, inovasi 'Change Mindset' berawal dari keprihatinan terhadap rusaknya sumber daya alam laut di Banyuwangi akibat bom ikan para nelayan. Budi mengatakan, pihaknya perlu mengubah mindset para nelayan agar tidak menggunakan bom untuk mencari ikan.

"Polisi menangkap penjahat itu memang prestasi. Tapi prestasi sebenarnya yang benar-benar mulia adalah menyadarkan penjahat itu agar tidak melakukan perbuatannya lagi," kata Budi di Bandung, Rabu 26 Oktober 2016.

Budi menuturkan, tindakan kejahatan terhadap lingkungan hidup di Banyuwangi khususnya nelayan bom ikan telah menjadi siklus. Setelah ditangkap, diproses hukum, dipenjara, namun setelah bebas para nelayan akan kembali melakukan hal yang sama. Hal itu dikarenakan mereka hanya memiliki keahlian merakit bom dan mencari ikan.

Bahkan, kata Budi, keahlian merakit bom dengan bahan-bahan sederhana dan murah ‎akan berbahaya bila dimanfaatkan oleh gerakan-gerakan terorisme. Menurut dia, pada dasarnya bom ikan sama berbahayanya apabila digunakan di darat.

Dengan begitu, lanjut Budi, pihaknya kini menciptakan inovasi dengan mengubah pekerjaan nelayan yang menggunakan bom, menjadi pemandu wisata di Banyuwangi. Bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, para mantan nelayan bom ikan itu pun memamerkan keindahan laut Banyuwangi kepada para wisatawan.

"Kita ubah pola pikir para nelayan dari pengebom menjadi jadi pemandu wisata, ahli selam dan pembudidaya terumbu karang," ucap dia.

Budi menjelaskan, dalam inovasi ini para nelayan bom ikan di Watudodol ditangkap dan tidak diproses hukum. Mereka justru diberikan pemahaman terlebih dahulu tentang dampak buruk bom ikan terhadap terumbu karang.

Setelah itu mereka diajari menyelam dan dibina menjadi pemandu wisata bahari cukup terkenal di media sosial instagram dengan akun bangsring_boat. Dalam akun ini terdapat paket-paket wisata yang ditawarkan para mantan nelayan bom.

Abdul Aziz, salah satu mantan 'bomber' mengatakan, sejak 6 bulan ke belakang sudah 50 orang nelayan disadarkan melalui inovasi ini. Dari sisi pendapatan pun diakuinya lebih baik daripada menjadi nelayan bom yang memiliki risiko tinggi.

"Kita bina juga nelayan yang menggunakan potasium karena itu lebih bahaya dari bom. Tamu-tamu sekarang banyak dari mancanegara. Kebanyakan mau snorkeling atau diving atau transplantasi karang," kata dia.‎

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya