Liputan6.com, Jakarta Michael D'Antonio tidak pernah berencana membocorkan rekaman berisi wawancaranya dengan Donald Trump. Percakapan intim selama 5 jam itu ditujukan untuk riset pembuatan buku biografi pengusaha tajir yang terjadi pada 2015.
Namun, sesuatu berubah. Setahun kemudian, Trump memutuskan untuk menjadi presiden AS. D'Antonio pun sontak khawatir ketika kampanye miliarder nyentrik itu penuh dengan umpatan dan kekerasan.
Advertisement
Dengan penuh kesadaran, D'Antonio memberikan rekaman itu kepada wartawan New York Times. Rekaman itu menangkap sisi emosi Trump yang selama ini belum terungkap lewat media.
Trump mendeskripsikan dirinya gemar berkelahi selama SMA. Ia takut akan orang asing dan khawatir tempat hidupnya bergantung akan menghilang pada suatu hari nanti.
Dalam rekaman itu Trump enggan dikonfrontasi dengan masa kecilnya yang traumatis, misalnya pada usia 13 tahun orangtuanya mengirim Trump ke akademi militer, hubungan tak harmonis dengan ayah, dan kematian tragis kakak pertamanya.
"Yang paling tragis dari Donald Trump adalah ia tak tahu dirinya dan tidak mau orang lain tahu tentang kehidupannya," kata D'Antonio.
Penulis biografi kawakan itu menyimpulkan, Trump terlalu hidup di dunia imanjinasi yang ia ciptakan.
"Ia mau kita berpikir, itulah kehidupan miliarder sesungguhna. Jadi, dia tak menjalankan kehidupan yang sesungguhnya, ia menjalani kehidupan fantasi sebagai miliarder," terang D'Antonio.
Menurut D'Antonio apa yang Trump tampilkan di publik selama kampanyenya belum ada apa-apanya.
"Jika kita melihat dan mendengar Trump dalam setahun terakhir ini, menurut saya itu belum sepenuhnya," kata dia.
Dikutip dari BBC pada Kamis 27/10/2016, D'Antonio menggunakan wawancara itu sebagai landasan untuk menulis biografi pria yang menjadi capres nominasi Partai Republik. Ia menyebut, The Truth About Trump.
Berikut 7 'kepribadian' Trump yang bisa disimpulkan dari wawancara 5 jam oleh penulis biografinya:
1. Pemberontak
Ketika ditanya mengapa ia selalu menyebut 'saat ini', Trump menjawab, "Masalah orang dengan saya adalah bukan saya di masa lalu. Saya adalah orang yang berpikir tentang masa depan."
"Saya belajar dari masa lalu, tapi tidak mau fokus di situ dan itu bagiku pelajaran penting," katanya.
Di lain waktu dalam kesempatan wawancara, Trump pernah mengatakan, "Saya tidak suka menganalisis diri saya sendiri karena saya mungkin tak suka dengan apa yang saya lihat."
2. Suka Berkelahi
"Saya sangat pemberontak," kata Trump ketika ditanya oleh D'Antonio mengenai masa kecilnya di Queens, New York.
Meski demikian, ia tak suka membicarakan masa kecilnya.
3. Tak Bisa Terima Kegagalan
Kendati berkali-kali mengalami kebangkrutan, dalam sebuah wawancara ia selalu berkata, "saya tak pernah gagal, karena saya mengubah kegagalan menjadi sebuah kesuksesan."
4. Senang Namanya Tercetak
Namanya pertama kali tercetak di majalah ketika Trump mencetak home run saat menjadi pemain baseball di sekolahnya.
"Melihat nama saya tercetak di majalah, di trofi, di manapun saat itu saya merasa senang. Ini menarik," ujar Trump.
"Kebanyakan orang tidak pernah terctat dalam sejarah. Dan saat tercatat, mereka senang. Tapi siapa mereka, tak ada yang tahu," kata Trump.
Kemudian Trump menceritakan bahwa ia tim khusus yang memonitor kegiatannya di media. "Ada ribuan tiap harinya," ujarnya.
Advertisement
Tak Mau Kalah
5.Politikus Baik adalah Penjual yang Handal
"Untuk menjadi politikus yang baik, Anda harus menjadi seorang salesman, oke?" kata Trump.
"Saya kenal tiap politikus, saya kenal semua, kebanyakan teman saya,"
"Kebanyakan musuh yang Anda lihat di TV berbicara soal saya adalah teman saya. Orang-orang yang tak Anda percayai itu adalah teman-teman saya."
"Untuk jadi politikus tangguh anda harus jadi penjual handal," ujar Trump.
6. 'Kejujurannya' Bawa Masalah
"Saya pikir kejujuran saya membuat saya dalam kesulitan," katanya.
"Saya orang yang sangat cerdas. Saya bisa memberikan jawaban yang sempurna dan semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang akan peduli tentang hal itu, tidak ada yang akan menulis tentang hal itu, dan itu akan baik-baik saja."
"Atau saya bisa memberikan jawaban yang jujur, yang menjadi berita besar."
7. Trump Dengki Orang Lain Pamer
Sebagai bagian dari penelitiannya, D'Antonio juga berbicara dengan mantan istri Trump, Ivana. Dia mengatakan kepadanya cerita tentang perjalanan ski mereka di Colorado segera setelah mereka mulai berkencan.
Trump, yang tidak menyadari bahwa Ivana adalah seorang pemain ski percaya diri, turun lereng dan menyerukan pacarnya untuk mengikutinya, mengatakan: "Come on, baby. Come on, baby,"
"Saya mengikutinya, tapi kemudian menyusulnya. Di depannya saya berputar dua kali dan menghilang," kata Ivana dalam wawancara itu.
"Donald sangat marah, ia melepas ski-nya, sepatu ski, dan berjalan ke restoran. Dia tidak bisa menerimanya. Dia tidak bisa menerimanya."