Komentar Tokoh-Tokoh Agama soal Khotbah Pilih Pemimpin

Sekjen PGI Gomar Gultom menilai, hal itu sah saja asal itu tidak menegasikan atau menyangkal pemimpin yang berbeda agama.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Okt 2016, 05:34 WIB
Ketua tim pemenangan Ahok-Djarot, Prasetio Edi bersama pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Agus H Yudhoyono dan Sylviana Murni, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno foto bersama saat rapat pleno, Jakarta, Senin (24/10). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Kontestasi Pilkada Serentak 2017, khususnya di DKI, mendapat masukan dari tokoh agama, terkait kriteria para pemimpin. Tak jarang, ada beberapa pemuka agama meminta umatnya memilih pemimpin yang seagama.

Sekretaris Jenderal Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom menilai, hal itu sah saja asal itu tidak menegasikan atau menyangkal pemimpin yang berbeda agama.

"Setiap pemimpin umat melakukan itu sah-sah saja. Tapi jangan sampai menegasikan yang berbeda agama, dan jangan sampai meminta untuk tidak memilih," ucap Gomar di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis 27 Oktober 2016.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Suhadi Sendjaja juga menilai sama. Kendati, dia meminta jangan menutup mata untuk melihat pemimpin yang baik meski berbeda agama.

"Itu normal-normal saja. Tapi Pilkada ini bukan memilih kepala suku dan kepala daerah. Kalau ada yang baik di luar agama, kita jangan menutup mata," tutur Suhadi.

Sementara, Sekretaris Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) pusat I Ketut Parwata mengingatkan, demokrasi di Indonesia itu tak memberikan batasan.

"Itu sah, tapi perlu diingat demokrasi itu tak memberikan batasan baik agama, suku, atau apapun juga," tandas Parwata.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya