Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 28 Oktober 2016, adalah peringatan Hari Sumpah Pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928. Tercatat 88 tahun lalu, gerakan para pemuda menjadi tonggak bersejarah terbebasnya negeri ini dari belenggu penjajahan.
Tercatat 300 tahun sudah, perang melawan penjajah Belanda tak juga usai. Perang tak lagi bisa membawa kemenangan. Inilah saatnya strategi diubah. Pergerakan fisik menjadi gerakan politik.
Advertisement
Semangat mengubah strategi membuat para pemuda di penjuru Tanah Air berkumpul. Digagas Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (P3I), kongres pemuda dua pun digelar.
Mereka sepakat, persatuan dan kesatuan adalah senjata melawan penjajah. Dan peristiwa bersejarah itu pun terjadi. Di depan para peserta, Ketua Kongres Pemuda Soegondo Djojopuspito membaca rumusan Sumpah Pemuda yang disusun Muhamad Yamin, yang berbunyi sebagai berikut;
Sumpah Pemuda
Kami putera dan puteri Indonesia bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia
Kami putera dan puteri Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Rasa kebangsaan makin menyeruak saat pemuda bernama Wage Rudolf Supratman memainkan biolanya. Lagu gubahannya Indonesia Raya pun mengalun, menambah semangat persatuan bangsa.
Inilah untuk pertama kalinya, Indonesia Raya berkumandang di muka umum.
Sempat dilarang pemerintah kolonial Belanda, lagu Indonesia Raya justru makin menggaung, syairnya tersebar luas melalui media cetak. Dinyanyikan ribuan pemuda yang merindukan kemerdekaan negerinya.
Saksikan sejarah Sumpah Semuda selengkapnya yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (28/10/2016), di bawah ini.