Liputan6.com, Magelang - Hujan lebat yang turun di puncak Gunung Merapi sejak Kamis, 27 Oktober 2016, pukul 09.30 WIB menyebabkan banjir lahar dingin di Sungai Bebeng, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Akibatnya, sembilan truk penambang pasir yang sedang memuat pasir tidak sempat dievakuasi dan tersapu lahar hujan sekitar pukul 11.12 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena para penambang dan masyarakat terlebih dulu menyelamatkan diri. Namun, enam dari sembilan truk yang terseret lahar dingin rusak berat. Kesembilan truk berhasil dievakuasi oleh BPBD Kabupaten Magelang bersama relawan dan warga.
"Potensi banjir lahar hujan susulan di sekitar Gunung Merapi masih tinggi. Apalagi mengingat material piroklastik produk erupsi Gunung Merapi selama Oktober hingga November 2010 lalu diperkirakan masih tersisa sekitar 20-25 juta meter kubik di puncak dan lereng Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Sleman Yogyakarta," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat (28/10/2016).
Sutopo menyebutkan sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi, seperti Kali Woro, Kali Gendol, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Senowo dan Kali Apu, masih berpotensi terjadi banjir lahar dingin.
Baca Juga
Advertisement
Penambangan pasir yang berlangsung di sekitar Merapi memang telah mengurangi besaran banjir lahan dingin. Namun, warga tetap diminta waspada karena saat banjir, akan mengisi ruang kosong yang berada di beberapa sungai dan dasar sungai.
BPBD Kabupaten Sleman, DIY, telah memetakan titik rawan bencana lahar hujan di sekitar sungai Gunung Merapi yang berada di Kabupaten Sleman. Ada 76 dusun yang masuk peta rawan bencana banjir lahar.
Dusun-dusun tersebut berada di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi, seperti Sungai Boyong, Gendol, Opak dan Code. Sungai Boyong yang rawan banjir lahar hujan meliputi wilayah Kecamatan Pakem, sebagian Turi, Ngaglik, Mlati dan Depok. Sungai Gendol dan Opak rawan di Kecamatan Cangkringan, Ngemplak, Kalasan dan Prambanan.
"Masyarakat dan penambang pasir di sekitar Gunung Merapi hendaknya memperhatikan cuaca. Jika hujan deras di bagian hulu, hendaknya aktivitas penambangan tidak dilakukan di sekitar sungai. Rata-rata waktu yang diperlukan terjadi banjir lahar hujan dari hujan di bagian hulu Gunung Merapi hingga di bagian bawah hanya kurang dari 30 menit," kata Sutopo.
Ia juga mengingatkan potensi banjir lahar dingin juga terjadi di daerah lain, seperti di Gunung Kelud, Gunung Sinabung, dan Gunung Gamalama. Curah hujan diperkirakan akan makin meningkat, sehingga ancaman lahar hujan juga makin bertambah besar.