Imigran Timteng Gelap di Batam Belum Terdata sebagai Pengungsi

Imigran Timur Tengah ilegal di Batam itu selama ini tinggal di tenda di taman kota.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 28 Okt 2016, 13:10 WIB
Imigran itu sempat tinggal di Cisarua, Bogor, sebelum lari ke Batam. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Senior Protection United Nation High Commissioner of Refugees (UNHCR) untuk Indonesia, Jeffrey Savage, mengatakan keberadaan imigran gelap di Batam asal Timur Tengah (Timteng) hingga saat ini belum terdaftar sebagai pengungsi di UNHCR. Maka itu, mereka masih ditangani oleh International Organization of Migrant (IOM).

"Imigran yang statusnya sebagai pencari suaka kalau sudah jadi pengungsi tentu sudah terdaftar," kata Jefrrey di Batam, pertengahan Oktober lalu.

Selama ini, IOM belum menyerahkan data para imigran tersebut kepada UNHCR. IOM baru resmi bergabung di bawah UNHCR pada awal Oktober, sehingga segala koordinasi masih dalam masa penyesuaian.

"Selama statusnya masih pencari suaka, IOM yang memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, minum dan tempat tinggal sementara," kata Jeffrey.

Meski begitu, UNHCR tetap memberikan perhatian atas keberadaan imigran ilegal yang meresahkan warga Batam itu. Kedatangannya ke Batam kali ini adalah untuk memastikan status mereka sebagai pencari suara sebelum ditetapkan menjadi pengungsi.

"Ke depan, bagi imigran di Batam sedang dilakukan untuk menjadi status pengungsi untuk disalurkan ke negara ketiga," kata Jeffrey.

Sebelumnya, Imigrasi Batam mengaku sudah berupaya berkoordinasi dengan UNHCR terkait keberadaan 92 imigran ilegal yang selama ini ditampung di taman kota di bawah tenda.

Keberadaan mereka mulai mengundang masalah sosial, termasuk aksi gigolo Arab yang berusaha mencari pendapatan tambahan di Batam. Belakangan, pemerintah setempat berencana memindahkan para imigran gelap itu ke sebuah pulau tak berpenghuni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya