Dalam 2 Tahun, Pembangkit Energi Terbarukan Tambah 2 Ribu MW

Bagaimana kemajuan pengembangan EBT dalam dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)?

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Okt 2016, 14:49 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan salah satu prioritas pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional. Lalu bagaimana kemajuan pengembangan EBT dalam dua tahun Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)?

Seperti yang dikutip Liputan6.com, dari data laporan dua tahun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Jumat (28/10/206), dalam dua tahun ada tambahan Pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan 2.953,4 Mega Watt (MW).

Pembangkit tersebut terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan total kapasitas 2.932 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas sebesar 21,4 MW.

Kementerian ESDM mencatat tahun ini Indonesia mendapat tambahan pasokan listrik dari panas bumi sebanyak 215 MW. Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pasokan listrik tersebut berasal dari empat ‎PLTP.

Keempat PLTS tersebut adalah Ulubelu Lampung Unit 3 55 MW, Lahendong Unit 5 Sulawesi Utara 20 MW, Sarulla Unit 1 Sumatera Utara 110 MW dan Karaha Unit 1 Jawa Barat 30 MW. Sehingga total kapasitas terpasang akan menjadi 1.653,5 MW.

"PLTP yang akan commercial on operation date (COD) di tahun 2016 dengan total kapasitas 215 MW dan nilai investasi US$ 860 juta,‎" tutur Rida.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak mengungkapkan, saat ini Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang beroperasi telah mengalirkan listrik sebesar 1.493,5 Mega Watt (MW), atau 90 persen dari target 1.657,5 MW.

"Jadi 1.493,5 MW kapasitas terpasang artinya dari target yang ada 90 persen," tutur Yunus. (Pew/Gdn)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya