Rilis Kinerja Emiten Bayangi IHSG Sepekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,1 persen ke level 5.410,27 pada pekan keempat Oktober 2016.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Okt 2016, 20:30 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,1 persen ke level 5.410,27 pada pekan keempat Oktober 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu naik tipis 0,1 persen pada pekan keempat Oktober 2016. Laporan kinerja emiten menjadi katalis IHSG.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia(BEI), IHSG ditutup turun 0,12 persen ke level 5.410,27 pada Jumat (28/10/2016). Pada Jumat pekan lalu, IHSG berada di level 5.409,24. Secara year to date, IHSG tumbuh 17,79 persen.

Mengutip laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyebutkan saham-saham berkapitalisasi besar terutama bank mendorong laju IHSG. Hal itu lantaran kinerja kuartal III 2016 sesuai harapan.

Pada pekan ini, ada sejumlah katalis yang mempengaruhi IHSG. Laporan kinerja emiten kuartal III 2016 lebih baik dari kuartal II 2016 membuat harapan kinerja emiten pada 2016 akan sesuai konsensus. Suku bunga rendah dan nilai tukar rupiah menjadi faktor mendukung kinerja emiten.

Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga sudah mensahkan anggaran dalam UU APBN 2017. Pemerintah akan alokasikan Rp 387,3 triliun untuk pembangunan infrastruktur. Angka itu naik 18 persen dari tahun lalu di APBN-P 2016 sekitar Rp 317,1 triliun. "Kami melihat positif komitmen pemerintah tersebut untuk menarik foreign direct investment (FDI) dan mendorong seluruh pertumbuhan ekonomi," tulis laporan itu.

Sementara itu, dalam laporan analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG bergerak variasi seiring aksi tunggu investor terhadap kinerja keuangan di beberapa emiten besar.

Pada awal pekan, ada keyakinan investor setelah investor asing catatkan aksi beli Rp 1 triliun dan harga komoditas dunia miliki tren positif. Katalis itu mendorong sektor saham pertanian dan pertambangan.

"Namun optimisme itu seakan tertahan dengan terkoreksinya harga minyak dan dolar AS menguat sehingga menekan bursa Asia. IHSG pun hanya mampu ditutup naik 0,01 persen dari pekan sebelumnya," ujar Lanjar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya