Liputan6.com, Jakarta Aroma (bau badan) yang keluar dari tubuh pasien tidak jarang dijadikan alat oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit yang dia derita. Di dalam sebuah video milik akun Gross Sciences dengan judul “How Different Diseases Make You Smell" dijelaskan bahwa apa pun jenis penyakit yang diderita seseorang akan menghasilkan aroma urine, feses, dan bau-bau yang berbeda.
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan di dalam jurnal Sensor pada 2011 juga tercantum bahwa kulit orang yang didiagnosis dengan virus demam kuning (yellow fever) memiliki aroma yang khas dan berbeda dengan pasien yang positif terjankit infeksi tuberkulosis (TB).
Advertisement
Dijelaskan bahwa aroma tubuh pasien dengan demam kuning seperti bau-bau toko daging. Sementara pasien TB memiliki aroma tubuh seperti bir basi. Bau-bau tak sedap yang dihasilkan ini biasa terjadi setelah virus melemahkan sistem kekebalan tubuh sebelum pasien itu tahu penyakit yang dia derita.
Kondisi genetik seperti pasien yang didiagnosis dengan penyakit "sirup maple" dapat menyemburkan aroma tubuh yang mirip aroma sirup maple akibat kecacatan gen yang tidak memungkinkan bagi tubuh pasien untuk memecah asam amino dengan benar.
Begitu juga pada seorang pasien dengan gangguan trimethylaminuria yang membuat aroma tubuh, bau napas, dan keringat yang mengucur ke sekujur tubuh berbau amis seperti ikan. Aroma ini tercipta karena tubuh pasien tidak mampu memecah senyawa kimia trimethylaminuria yang memang memiliki bau tak sedap.
Dikutip dari situs Medical Daily, Sabtu (29/10/2016), sudah dua tahun ini para ilmuwan di AS mengembangkan hidung elektronik yang dibuat untuk mengenali aroma tubuh agar memudahkan dokter mendiagnosis suatu penyakit.