Tekan Seks Bebas, Mensos Usul Asrama Putra-Putri Tanpa Daun Pintu

Khofifah mengaku saat ini tidak kalah bahayanya adalah antara laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Okt 2016, 11:25 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Semarang - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menyarankan pembuatan asrama baik putra maupun putri tanpa daun pintu. Ini guna menekan perilaku seks bebas yang terjadi baik di kalangan pelajar maupun mahasiswa.

"Tidak hanya antara laki-laki dan perempuan saja yang melakukan. Saat ini tidak kalah bahayanya adalah antara laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan," kata Khofifah di sela kunjungan ke Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/10/2016).

Saran Khofifah itu tentu bukan tanpa alasan. Menurut dia, dengan membuat asrama tanpa daun pintu lebih mudah dalam pengawasan. Selama ini, pihaknya menilai masalah tersebut belum bisa terkontrol dengan baik sehingga berpeluang terjadi hal-hal yang dinilai menyimpang.

Menteri asal Surabaya itu mengaku dapat inspirasi tersebut setelah melakukan kunjungan ke salah satu perguruan tinggi, meski Khofifah tidak menyebut kampus mana yang telah mengaplikasikan asramanya tanpa daun pintu.

"Saat kami bertanya mengapa seperti ini? Rupanya mereka telah mengantisipasi agar perilaku itu tidak terjadi. Makanya saya merekomendasikan asrama baik putra maupun putri tanpa daun pintu," ujar Khofifah, seperti dilansir Antara.

Saat ditanya masalah privasi, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di masa Presiden Gus Dur itu mengaku tidak mempermasalahkan karena antara asrama laki-laki dan perempuan berbeda lokasi.

"Lha satu asrama itu hanya diisi perempuan semua atau laki-laki semua, privasi apalagi?" ucap menteri yang saat ini sangat fokus dalam pengentasan kemiskinan serta pendidikan di Indonesia.

Dia berharap, dengan cara ini, kegiatan remaja baik laki-laki maupun perempuan bisa dikontrol dengan baik sehingga perilaku seks bebas bisa diminimalisasi. Selain itu, peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mengontrol perkembangan anaknya.

Dalam kunjungan ke Semarang selama dua hari ini, Mensos melakukan beberapa kegiatan di antaranya melakukan kuliah umum di Universitas Islam Sultan Agung Semarang hingga meresmikan Desa Sejahtera Mandiri pertama di Indonesia yaitu Desa Ngrawan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Mensos juga meminta kepada orangtua untuk benar-benar mengontrol perkembangan anaknya termasuk bagaimana pendidikannya. Selain itu, orangtua diharapkan waspada dengan kembali masuknya 'ngelem' ataupun narkoba ke desa-desa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya