ISIS Eksekusi 232 Orang dan Jadikan Warga Mosul 'Tameng Hidup'

ISIS memindahkan puluhan ribu pria, wanita, dan anak-anak dari wilayah pinggiran ke pusat kota Mosul. Dijadikan perisai hidup.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 29 Okt 2016, 13:11 WIB
Sejumlah anak berada di tenda kecil usai melarikan diri dari kekerasan di Mosul yang dikuasai oleh ISIS di perbatasan Irak, Hasaka Governorate (23/10). Selain Irak pengungsi dari Suriah juga berkumpul dari dekat perbatasan Irak. (REUTERS/Rodi Said)

Liputan6.com, Jenewa - Serbuan pasukan Irak yang didukung koalisi internasional untuk merebut Mosul kian menyudutkan ISIS. Namun, hal itu tak lantas menghentikan kekejaman organisasi teror tersebut.

ISIS dilaporkan mengeksekusi 232 orang di wilayah dekat Mosul. Para korban adalah mereka yang dianggap tak melaksanakan kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi itu.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut, pembunuhan massal tersebut dilakukan pada Rabu 26 Oktober 2016. 

Bukan itu saja. ISIS juga dilaporkan menggunakan puluhan ribu warga Mosul sebagai tameng hidup menghadapi pasukan koalisi.

"ISIS mengeksekusi 42 warga sipil di Hammam al-Alil, di selatan Mosul. Pada Rabu lalu ISIS juga mengeksekusi 190 mantan anggota pasukan keamanan Irak karena menolak untuk bergabung di pangkalan Al Ghazlani dekat Mosul," kata Ravina Shamdasani dari Kantor Komisi Tinggi PBB untuk HAM seperti dikutip dari CNN, Sabtu (29/10/2016).

Sebanyak 24 mantan tentara Irak juga dilaporkan dieksekusi sehari sebelumnya.

Sejak 17 Oktober 2016, ISIS memindahkan puluhan ribu pria, wanita, dan anak-anak dari wilayah pinggiran ke pusat kota Mosul.

Shamdasani mengatakan, PBB khawatir, orang-orang tersebut akan dijadikan tameng hidup oleh ISIS.

Juga ada laporan kematian dari pihak warga sipil dalam beberapa pekan terakhir, terkait upaya ISIS menggiring orang-orang tak berdosa ke 'benteng terakhir' mereka di Irak.

Laporan kekejaman yang dilakukan ISIS muncul bertepatan dengan kemajuan yang diraih pasukan Irak yang mulai merebut sejumlah wilayah di bagian selatan Mosul.

Abdulrahman al Wagga, anggota dewan provinsi Nineveh mengatakan, pasukan keamanan telah merebut kota al Shura, sekitar 30 km di selatan Mosul dan mengevakuasi 5.000-6.000 penduduk sipil. Area tersebut kini sedang dibersihkan dari bom rakitan dan ranjau.

Pasukan keamanan dan polisi Irak kini juga telah mengepung 90 persen Hammam al-Alil, kota terbesar di selatan Mosul.

Wagga mengatakan, pasukan Irak diperkirakan akan segera menyerbu Hammam al-Alil. Namun, niat tersebut akan ditentukan dengan situasi di lapangan, karena masih ada warga sipil yang ada di dalamnya.


Tindakan Pengecut ISIS

Laporan PBB mengungkap, ISIS telah menculik sedikitnya 5.370 keluarga dari seluruh al Syura dan 150 lainnya dari Hammam al-Alil.

Dalam pertemuan di Jenewa, Swiss, Ravina Shamdasani juga mengungkapkan, sekitar 160 keluarga dibawa paksa dari Qayyara, dan 2.210 keluarga dari area Nimrud di Distrik Hamdaniya.

"Mereka dipaksa dengan todongan senjata, atau ancaman akan dibunuh jika mereka menolak. Warga dilaporkan dipindahkan ke lokasi-lokasi strategis di mana pejuang ISIL berada," kata Shamdasani, menyebut nama alternatif untuk ISIS.

Informasi yang diterima oleh PBB menunjukkan sekitar 60.000 orang saat ini tinggal di Hammam al-Alil, wilayah kekuasaan ISIS yang sebelumnya dihuni 23 ribu orang.

Penggunaan tameng hidup dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, dan merupakan pelanggaran terhadap hak manusia untuk tidak dirampas kehidupannya secara sewenang-wenang -- demikian menurut Badan Pengungsi PBB.

Bukan kali ini saja ISIS menggunakan perisai hidup. Taktik kejam itu juga mereka lakukan dalam sejumlah pertempuran sebelumnya di Irak, terutama di Falluja pada Bulan Juni.

Zeid Ra'ad Al Hussein dari Komisi Tinggi HAM PBB menyebut, apa yang dilakukan ISIS sebagai langkah pengecut.

"Adalah strategi yang kejam dan pengecut, berusaha menggunakan keberadaan warga sipil untuk membuat titik-titik tertentu, wilayah, atau pasukan militer kebal dari operasi militer. Mereka (ISIS) secara efektif menggunakan puluhan ribu perempuan, laki-laki dan anak-anak sebagai perisai manusia," tambah dia.

Al Hussein pekan lalu mengingatkan, para militan ISIS tampaknya menggunakan warga sipil di dalam dan sekitar Mosul sebagai tameng hidup.

Seorang pria berselfie di depan kobaran api kilang minyak saat operasi perebutan kota Mosul oleh Pasukan Irak dari tangan ISIS, di Qayyarah, Mosul (19/10). Militer Irak telah berhasil menguasai beberapa wilayah ISIS di Mosul. (AFP Photo/YASIN Akgul)

Sebelumnya, Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, Joseph Votel mengatakan, pasukan koalisi telah menghabisis antara 800 hingga 900 militan ISIS dalam operasi di Mosul.

Militer AS memperkirakan, ada 3.000 hingga 5.000 pasukan ISIS yang mempertahankan Mosul. Ditambah sekitar 1.500 hingga 2.000 militan ISIS di zona luar .

Gerombolan ISIS itu menghadapi sekitar 90 ribu tentara Irak, ditambah pasukan  Peshmerga, dan sejumlah paramiliter. Namun, mereka punya cukup waktu untuk bersiap.

Militan ISIS menggunakan taktik 'bumi hangus' dengan cara menghancurkan rumah-rumah, bangunan, dan jembatan untuk menghadang langkah pasukan penyerbu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya