Liputan6.com, Jakarta Pria yang kelamaan hidup sebagai lajang dan baru berencana menikah di umur 40 tahun harus mempertimbangkan betul usia si calon istri. Mau yang lebih muda atau bahkan seumuran, masing-masing memiliki konsekuensi yang harus dia terima.
Ahli Hipnoterapi bernama Widya Saraswati mengatakan, apabila pria 40 tahun memilih calon istri yang seumuran, dia harus siap untuk tidak punya anak. Menurut Widya, wanita berumur 35 tahun dihadapkan oleh risiko-risiko kesehatan jika mereka hamil. Pemeriksaan kesehatan harus benar-benar diperhatikan demi kepentingan reproduksi.
Advertisement
"Tidak hanya wanita saja yang harus diperiksa, pria 40 tahun itu juga harus diperiksa guna mengetahui apakah dia punya kemampuan untuk menghamili atau tidak. Maksud saya, sperma pria itu sehat atau tidak," kata Widya saat dihubungi Health Liputan6.com pada Sabtu (29/10/2016)
Terkadang ada pria yang merasa dia subur karena bisa ereksi. "Padahal, bisa ereksi dan ejakulasi tidak sama dengan subur," kata Widya menambahkan.
Sementara kalau pria 40 tahun memilih calon istri berumur lebih muda, misal 10 atau 15 tahun, harus siap berhadapan dengan "anak muda" yang secara kepribadian belum tentu matang. Belum lagi tuntutan-tuntutan dari mereka yang membuat kepala pusing.
"Yang satu (pria 40 tahun) senang tinggal di rumah, dan yang satu suka keluar rumah. Nanti itu jadi masalah. Kematangan, emosi, dan kepribadian harus diperhatikan juga kalau memilih pasangan yang lebih muda," kata Widya.
Menikah dengan wanita yang jauh lebih muda membuat pria 40 tahun berisiko untuk diselingkuhi. Saat si wanita menginjak umur 35 sampai 40 tahun, kepercayaan diri dan hasrat untuk berhubungan seksual mereka meningkat tajam.
"Si wanita umur 40 tahun, si pria 40 tahun itu menjadi umur 55 tahun yang mana kemampuan dia untuk melayani sudah menurun. Gap usia ini berpotensi membawa konflik perselingkuhan," kata Widya menekankan.