Sawah Terendam, Petani Berpaling ke Tengkulak

Akibat cuaca buruk, para petani di Kabupaten Kendal, Jateng, mengalami kerugian. Tanaman padi mereka terendam lumpur dan banjir. Harga gabah pun turun drastis sehingga para petani menjualnya dengan sistem borongan kepada tengkulak.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Feb 2010, 17:02 WIB
Liputan6.com, Kendal: Akibat cuaca buruk, para petani di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, merugi. Padi yang dipanen harganya turun drastis karena terendam lumpur dan banjir. Harga gabah dari petani hanya dijual dengan harga Rp 2.500 per kilogram. Padahal, harga pembelian pemerintah mencapai Rp 2.650 per kilogram. Demikian pantauan SCTV, Senin (15/2).

Sa`jan, salah seorang petani membenarkan, harga gabah kali ini hanya dihargai Rp 2500 per kilogram. Padahal, sebelumnya, harga gabah basah bisa mencapai Rp 2.800 per kilogram. Tidak hanya itu, hasil yang didapat juga kurang. Sebelumnya dalam satu hektare bisa menghasilkan lima ton gabah. Tapi, kini hanya mampu menghasilkan empat ton gabah per hektare.

Buat mengurangi kerugian, para petani terpaksa menjual gabahnya dengan sistem borongan kepada tengkulak. Para petani beralasan membutuhkan uang lebih cepat untuk menutup utang selama masa tanam.

Setiap satu hektare lahan padi dihargai oleh para tengkulak senilai Rp 15 juta. Padahal, dalam kondisi normal, harga borongan bisa mencapai Rp 20 juta per hektare. Sistem borongan ini mengakibatkan para petani mengalami kerugian hingga jutaan rupiah per hektare.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kendal Subaedi mengatakan, memasuki Februari ini hampir seluruh wilayah Kendal memasuki panen raya. Pihaknya berjanji akan menekan harga gabah agar tidak anjlok karena panen raya. Hanya saja, petani terkadang memilih menjual ke tengkulak sehingga harga lebih rendah dari harga pembelian pemerintah.(ARL/ANS)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya