Liputan6.com, New York- Membayangkan penis patah (penile fracture) tentu amat mengerikan. Kondisi penis patah terjadi pada saat ereksi, jika sedang lemas tidak akan terjadi. Untungnya saja kasus penis patah jarang terjadi.
Berdasarkan catatan, penis patah di dunia pertama kali--yakni 1924 hingga kini--ada 1600 kasus penis patah. Penyebab penis patah salah satunya karena posisi seks. Menurut studi, ada dua posisi seks yang sering jadi penyebab penis patah.
Advertisement
Sekitar 50 persen kasus penis patah gara-gara posisi woman on top. Sementara sekitar 28 persen terjadi karena posisi doggy style seperti mengutip laman Your Tango pada Senin (31/10/2016).
Pada posisi women on top, pria tidak terlalu bisa mengendalikan arah penisnya. Wanita pun kurang sensitif atau kurang responsif terhadap kondisi penis.
"Kebanyakan kasus yang dilaporkan terjadi ketika seorang wanita aktif berada di atas pria atau ketika seorang wanita sedang duduk di meja dan pria itu sedang menghadapi dia dan tiba-tiba mendorong penisnya ke meja secara sengaja maka dapat menyebabkan penis patah," ujar urolog asal New York Presbyterian-Weill Cornell Medical Center,Darius Paduch.
"Pria perlu tahu bahwa ini tidak dapat diobati dengan es atau Tylenol," tambahnya.
Saat penis patah, seringkali penis membentuk seperti huruf "S". Segera bawa ke dokter bila kondisinya seperti ini sehingga ia dapat merasakan adanya pembekuan darah dan pecah. Memar dapat terjadi di bagian perut bawah, skrotum dan di sekitaran penis.
Pengobatan penis patah bisa dengan dilakukan pembedahan. Salah satu studi menunjukkan bahwa sembilan orang yang dirawat mendapat prosedur pembedahan dengan hasil sukses yang ditunjukkan dengan ereksi dapat kembali normal setelah operasi.