Liputan6.com, Jakarta Keberadaan Marshal (Motor Pengawal Perlombaan Sepeda) pada Tour De Linggarjati 2016 menjadi bagian penting dalam pelaksanaan perlombaan.
Baca Juga
Advertisement
Terlebih dalam upaya memberikan rasa aman dan nyaman kepada para peserta TDL 2016 maupun ofisial serta kendaraan medis selama perlombaan. Tentunya, tidak sembarang bikers yang dipilih menjadi tim marshal di jalur perlombaan.
Namun, dari beberapa bikers yang menjadi marshal ada seorang perempuan muda. Dia adalah Noersinta (22), perempuan dari Komunitas Nmax Rider Kuningan (Nrk) ini terpilih menjadi satu-satunya lady biker yang mengawal para atlet balap kelas nasional.
"Saya senang terpilih ikut serta di event berkelas internasional ini. Apalagi tugas saya mengawal keamanan para atlet dan mobil medis dari start sampai finis," katanya kepada Liputan6.com, Sabtu (29/10/2016).
Dia mengaku sempat terkejut mengetahui dirinya ditunjuk sebagai bagian dari tim Marshal. Namun, berbekal keyakinan dan modal nekat, Sinta pun mampu menyelesaikan tugasnya di etape I dan II.
Menurutnya, ditunjuk sebagai anggota Marshal merupakan kebanggaan tersendiri. Maka itu, Sinta pun mempersiapkan diri dengan berolahraga dan rajin minum vitamin.
"Motor juga diservis serentak dan di branding dengan warna yang sama. Bangga jadi bagian dari Marshal karena tidak sembarangan orang," kata perempuan yang juga guru honorer di salah satu SLB di Kabupaten Kuningan ini.
Berbagi Waktu
Dia pun berbagi cerita pengalaman jadi marshal di TDL 2016. Sinta, yang baru lulus dari S1 PGMI IAIN Sunan Gunung Jati Cirebon, ini mengaku harus pandai berbagi waktu antara mengajar dengan tugas sebagai Marshal.
"Waktu hari pertama itu saya tidak ikut mengawal peserta dari start karena saya harus mengajar dulu di sekolah. Pulang ngajar saya nyusul peserta di Cigugur dan langsung masuk ke posisi Marshal Hazard. Tugasnya paling berat karena ngawal mobil broom wagon yang mengangkut peserta ketika kecapean atau tak melanjutkan ke finis," ucapnya.
Kondisi medan jalan yang cukup terjal dan ekstrem membuat Sinta harus fokus terhadap tugasnya. Terlebih dirinya mendapat tugas berat dengan kondisi hujan deras, jalanan licin dan berliku.
Selain fokus, lanjut Sinta, membutuhkan skil yang mumpuni agar peserta dan rombongan TDL yang berada di lintasan melaju dengan selamat.
"Cuaca hujan, jalanan kecil dan licin kalau tidak hati-hati saya akan kebanting ke kanan dan jatuh ke jurang," katanya.
Advertisement