Liputan6.com, Tangerang - Lapas Klas I Tangerang telah menjadi "rumah tetap" Antasari Azhar selama kurang lebih delapan tahun. Serangkaian aktivitas pun dilakukan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Mulai dari mendengarkan curhatan sesama napi, hingga bermain sepak bola.
Terpidana kasus pembunuhan pengusaha Nasrudin Zulkarnaen tersebut lebih suka memanfaatkan waktu luangnya di Lapas dengan berolahraga atau berbincang di pondokan yang tersebar di beberapa titik di dalam Lapas.
Advertisement
"Kalau pagi habis salat Subuh, saya biasanya lari pagi mengitari lapangan sepak bola milik Lapas," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu, 29 Oktober 2016.
Dia mengaku "gatal" bila melihat ada sesama napi bermain bola. Dia ingin ikut menendang.
"Mainnya enggak seprofesional mereka, mereka itu jago-jago, enggak kalah sama Timnas. Saya ikut nendang-nendang untuk mengeluarkan keringat," ujar pria 63 tahun itu.
Bila sudah selesai dengan aktivitas olahraga, biasanya dia akan masuk ke dalam sel untuk beristirahat. Usai berolahraga, Antasari bergegas pergi ke Kantor Notaris Handoko, yang jaraknya hanya 10 menit dari Lapas itu. Sudah setahun ini Antasari menjalani asimilasi di Kantor Notaris tersebut.
Jika sore tiba Antasari akan segera kembali ke Lapas. Waktu senggang saat sore tiba biasanya digunakan Antasari untuk bersantai di gubukan depan blok selnya. Saat itu biasanya dimanfaatkan para napi lain untuk sekadar curhat.
"Banyak yang diobrolin, biasanya curhat permasalahan pribadi sampai persoalan hukumnya," kata dia.
Hapus Dendam dan Marah
Antasari Azhar mengaku sudah mengikhlaskan segala masa lalunya. Mantan Kapuspenkum Kejaksaan Agung (Kejagung) pada 2000 itu, tak ingin membuka kembali luka lama dalam hidupnya.
"Dendam, kecewa dan marah saya akan saya tinggalkan di LP ini, saya akan menatap masa depan dengan hati bersih," ujar Antasari Azhar saat ditemui tim Liputan6.com di dalam Lapas klas I Tangerang, Banten, Sabtu, 29 Oktober 2016.
Pria yang tersandung hukum sejak 2010 itu mengaku sudah mengikhlaskan apa yang sudah terjadi padanya. Sudah tak ada lagi dendam yang dulu pernah terpendam pedih di hatinya.
"Ikhlas pernah dipenjarakan, walau saya yakin tidak melakukan seperti yang didakwakan. Saya tidak dendam kepada mereka," tutur Antasari.
Antasari memegang teguh apa yang pernah dipegang Soekarno saat di penjara. Satyam Eva Jayante, di mana artinya yakin kebenaran itu akan datang walau terlambat.
Antasari mengaku tak pernah menyesal pernah mengabdi pada negara. Terlebih pada posisi tertinggi sebagai Ketua KPK.
Menurut dia, itulah yang harus dilakukan sebagai warga negara yang berbakti pada bangsanya.
"Saya tidak pernah menyesal. Walaupun hanya sebutir pasir, tapi saya pernah berbuat untuk negara ini," kata Antasari.
Menurut dia, apa yang terjadi pada masa lalunya itu adalah risiko dari sebuah jabatan. Siapa pun, selain dia, pasti akan menanggung risiko.
"Itu bagian dari risiko tugas," ujar Antasari Azhar.
Advertisement
Hari Kebebasan 10 November
Sepuluh hari lagi, Antasari Azhar bebas bersyarat dari masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) klas I Tangerang, Banten. Surat keputusan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) pun sudah di tangan, sehingga pada 10 November mendatang Antasari bisa menghirup udara bebas.
"Surat jawaban terkait bebas bersyarat sudah diterima sekitar satu atau dua hari lalu," ucap Antasari Azhar saat ditemui tim Liputan6.com, di dalam Lapas Klas I Tangerang, Sabtu, 29 Oktober 2016.
Setelah mendapatkan surat tersebut, pria berkacamata ini mengaku lega. Sebab, sudah bisa dipastikan pada 10 November nanti dia akan menghirup udara segar dan dapat berkumpul lagi dengan keluarganya.
"Setelah bebas, hal pertama pasti akan membiasakan diri lagi. Kan pasti beda suasananya dengan 8 tahun di dalam sini," tutur dia.
Sebelum itu, Antasari memastikan akan berpamitan kepada seluruh penghuni Lapas. Bahkan, seluruh warga binaan akan merancang satu acara perpisahan dengannya.
"Saya diberi kabar katanya nanti ada syukuran atau acara perpisahan, teman-teman di sini yang menginginkan," kata Antasari.
Namun, dia menginginkan acara diselenggarakan sesuai dengan situasi di dalam Lapas. "Yang sederhana namun penuh khidmat," lanjut dia.
Untuk itu, Antasari berencana ingin mengundang Ustaz Ahmad Ikhsan atau yang akrab disapa Ustaz Cepot. Dengan demikian, sang ustaz bisa memberikan siraman rohani kepada sekitar seribu lebih penghuni Lapas klas I Tangerang.
"Rencananya tanggal 8 atau dua hari sebelum saya keluar. Jadi, nanti selain ada ceramah, ada juga marawis dan kesenian lain dari para penghuni Lapas," Antasari Azhar memungkasi.