Liputan6.com, Washington DC - Pemimpin Partai Demokrat di Majelis Tinggi Amerika Serikat, Harry Reid, menuduh Kepala FBI James Comey melanggar hukum karena telah mengungkap bahwa badan yang dipimpinnya sedang menyelidiki surat elektonik (email) terkait Hillary Clinton.
Kabar tentang penyelidikan FBI tersebut tersiar kurang dari dua minggu sebelum Pemilu AS dilangsungkan. Sementara itu, FBI dilaporkan memperoleh surat perintah untuk mencari email yang disembunyikan ajudan Hillary, Huma Abedin.
Advertisement
Sejumlah email dari Abedin diyakini telah ditemukan di laptop milik mantan suaminya yang juga merupakan mantan anggota Kongres, Anthony Weiner.
FBI meyakini email tersebut kemungkinan berhubungan dengan pemeriksaan sebelumnya, yakni ketika Hillary menggunakan server pribadi saat dirinya menjabat sebagai menteri luar negeri pada masa pemerintahan Obama.
Seperti dikutip dari BBC, Senin (31/10/2016), kasus tersebut ditutup pada Juli lalu tanpa tuntutan apa pun yang diajukan kepada Hillary.
Dalam penyelidikan terpisah, Weiner juga menjadi pusat perbincangan karena diduga mengirimkan pesan bernada seksual secara eksplisit untuk gadis di bawah umur.
Dalam sebuah surat, Reid menuduh Comey melakukan standar ganda dengan tujuan membantu salah satu partai politik.
Ia mengatakan bahwa Comey telah menyalahi Hatch Act, yakni hukum federal Amerika Serikat yang melarang pegawai di cabang eksekutif pemerintah federal, kecuali presiden, wakil presiden, dan pejabat tinggi tertentu terlibat dalam beberapa bentuk kegiatan politik.
"Melalui tindakan yang berpihak, Anda mungkin telah melanggar hukum," ujar Reid.
Reid juga menuduh Comey menyembunyikan informasi tentang hubungan dekat antara Donald Trump, penasihat tinggi, dan pemerintah Rusia.
"Masyarakat memiliki hak untuk tahu tentang informasi ini. Saya menulis kepada Anda beberapa bulan lalu menyerukan agar informasi ini dirilis ke publik," kata Reid.
Seorang profesor di University of Minnesota Law School, Richard Painter, mengungkap bahwa dirinya telah mengajukan pengaduan kepada FBI dengan Office of Special Counsel yang menyelidiki pelanggaran Hatch Act.
"Aku tak pernah mengira bahwa FBI bisa terseret ke dalam sirkus politik seputar salah satu investigasinya. Hingga pekan ini," tulis Painter dalam New York Times.