Liputan6.com, Jakarta Wajah yang tersenyum, gambar makanan, dan kucing sudah dirancang hampir 20 tahun yang lalu oleh perusahaan telekomunikasi asal jepang. Emoji yang digunakan dalam pesan digital di seluruh dunia ini, sekarang statusnya sudah menjadi sebuah karya seni.
Dilansir dari Reuters, Pada Minggu (6/11/2016), The Museum of Modern Art di New York telah dilisensi untuk menampilkan emoji dalam koleksi permanennya, dan karya seni emoji ini diletakkan di samping karya-karya dari Pablo Picasso dan Jackson Pollock.
Advertisement
Belum diketahui pasti bagaimana karya seni emoji ini akan ditampilkan, tapi instalasi akan dibuka pada awal Desember tahun ini. Perusahaan telekomunikasi asal Jepang, Nippon Telegraph dan Telephone, atau NTT DOCOMO, mengembangkan set original emoji mereka yang berjumlah 176 emoji yang diluncurkan untuk ponsel dan pager pada tahun 1999.
Emoji sebesar 12 x 12 piksel yang terdiri dari gambar hati, panah, dan gerakan tangan merupakan cetak biru dari emosi yang banyak digunakan pada saat ini. Dengan ikon emoji, memperluas cara berkomunikasi manusia dalam layar yang terbatas.
Pada awalnya, emoji yang dirancang oleh pengembang Shigetaka Kurita, terbukti sangat populer di Jepang semenjak kehadirannya di masyarakat, dan akhirnya seluruh dunia juga menggunakannya. Pada tahun 2006, Alphabet Inc milik Google telah menawarkan emoji untuk dapat digunakan dalam layanan Gmail. Apple kemudian menggunakan emoji di tahun 2011 untuk aplikasi di aplikasi perpesanan IOS-nya. Dan itulah awal penggunaan emoji di seluruh dunia.
(Achmad Rully P)