Menakjubkan, Ribuan Kelelawar Setia Menjaga Kota di Sulawesi

Meski bau pesing menyengat, warga kota di Sulawesi ini tak hendak mengusir keberadaan kelelawar.

oleh Eka Hakim diperbarui 31 Okt 2016, 19:33 WIB
Meski bau pesing menyengat, warga kota tak hendak mengusir keberadaan mereka. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Makassar - Kabupaten Soppeng di Sulawesi Selatan, dikenal sebagai kota kelelawar karena keberadaan ribuan hewan malam sejak ratusan tahun lampau. Ribuan hewan yang disebut sebagai kalong oleh warga setempat tinggal di seluruh pepohonan hingga membuat bau pesing tercium sangat tajam.

Meski begitu, warga setempat tidak terganggu dengan bau tersebut. Terlebih, sampai hendak mengusir kawanan kelelawar tersebut.

"Sudah jadi aturan di sini untuk melestarikan kelelawar yang ada sejak ratusan tahun tersebut. Aktivitas kelelawar di sini merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Soppeng yang tak bisa terpisahkan," kata Alim, pelajar asal Kabupaten Soppeng yang merantau ke Kota Makassar kepada Liputan6.com, Senin (31/10/2016).

Ia mengungkapkan, keberadaan kelelawar yang bergelantungan sejak pagi hingga siang di semua pohon, khususnya pohon asam tersebut, diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang sakral dan mengandung nilai mistis.

Dari cerita nenek moyang warga Soppeng, ribuan kelelawar itu dianggap bisa memberikan kabar baik maupun kabar buruk bagi warga setempat. Jika kelelawar tersebut pergi lalu tak kembali lagi, masyarakat menganggap ada bencana yang bakal menimpa kabupaten yang dikenal sebagai kota kelelawar itu.

Sebaliknya, jika ribuan kelelawar tersebut terus berada di Kota Soppeng, hal itu dianggap sebagai kabar baik karena Kabupaten Soppeng bakal terjaga dari segala marabahaya.

"Jadi, kelelawar di sini diyakini sebagai penjaga Kota Soppeng dari marabahaya yang sewaktu-waktu bisa terjadi," kata Alim.

Keyakinan itu didasarkan pada kisah masa lampau. Pada masa itu, kata Alim, ribuan kelelawar meninggalkan Kota Soppeng dalam waktu cukup lama hingga mendatangkan tanya pada benak warga. Padahal, ribuan kelelawar itu rutin kembali sebelum fajar menyingsing.

"Tak lama kemudian, tiba-tiba terjadi bencana besar berupa kebakaran yang menimpa Kota Soppeng. Selain itu, di zaman kerajaan kuno Soppeng dahulu juga pernah terjadi penyerbuan oleh musuh ke Kota Soppeng sejak kepergian ribuan kelelawar tersebut," ucap Alim.

Selain itu, masyarakat setempat juga meyakini kotoran kelelawar bisa menjadi pembuka jodoh dan rezeki. "Katanya, jika mereka berjalan keliling Kota Soppeng dan kemudian terkena kotoran kelelawar itu, mereka yakini bakal dapat jodoh atau mendekat ini rezekinya akan datang," tutur Alim.

Ribuan kelelawar yang bergelantungan di semua pohon yang berada di Kota Soppeng nanti akan terlihat sangat jelas ketika hari menjelang petang. Ketika itu, kelelawar mulai terbangun dan siap terbang mencari makanan ke berbagai penjuru kota Soppeng.

"Jika mereka bergerak, terdengar suara gemuruh seakan menutupi langit Kota Soppeng," Alim memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya