Kepala Bappenas: Penggangguran Sudah Jadi Isu Utama Negara Maju

Dalam pembangunan terdapat tiga isu utama yang mesti diselesaikan, antara lain kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 01 Nov 2016, 12:20 WIB
Ilustrasi Tidak Bekerja atau Pengangguran (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, pengangguran kini telah menjadi isu utama di negara maju, antara lain Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Bahkan isu ini menggeser isu lainnya seperti kemiskinan dan ketimpangan.

Bahkan, Bambang mengatakan, pengangguran menjadi tolok ukur keberhasilan seorang kepala negara di negara maju tersebut.

"Kemiskinan dan ketimpangan bukan lagi isu. Jadi unemployment dan pertumbuhan ekonomi, itu konteks politik pemilihan kepala pemerintahan. Artinya, memang unemployment ini sangat penting," kata dia dalam acara Diskusi Panel Tantangan Penciptaan Dua Juta Lapangan Kerja yang Baik, di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Dia menerangkan, dalam pembangunan terdapat tiga isu utama yang mesti diselesaikan, antara lain kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Dia menjelaskan, ketiga masalah tersebut berhubungan satu sama lain.

Namun menurut dia, jika pengangguran terselesaikan terlebih dahulu maka pengurangan kemiskinan akan semakin cepat. Kemudian berlanjut pada pengurangan ketimpangan.

"Kalau lihat politik di negara maju selalu yang jadi benchmark Presiden, Perdana Menteri berhasil atau tidak adalah tingkat pengangguran," jelas dia.

Oleh karena itu, dia mengatakan untuk mendorong pembangunan nasional isu pengangguran menjadi isu utama yang mesti diselesaikan pemerintah. Pemerintah sendiri berniat untuk menciptakan dua juta lapangan kerja tiap tahun.

"Bekerja adalah kebutuhan individu dari setiap warga negara, terutama yang angkatan kerja dan merasa punya skill untuk bekerja. Ini masalah individu tapi tugas negara juga. Kami bergerak dari framework seperti itu untuk memahami pentingnya menciptakan  lapangan kerja 2 juta per tahun jadi 10 juta selama lima tahun," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya