Liputan6.com, Barcelona - Setelah menghabiskan waktu tiga pekan di Asia, Marc Marquez akhirnya tiba di Bandara El Part, Barcelona, Senin (31/10/2016) waktu setempat. Kedatangan pembalap Repsol Honda di depan pendukungnya kali ini terkesan spesial mengingat ia berstatus sebagai juara dunia ketiga di kelas utama MotoGP 2016.
Penggemar dan awak media begitu setia menunggu Marquez ke Spanyol, meskipun sempat tertunda kedatangan Si Bayi Alien hampir dua jam. Namun, mereka tetap bertahan sampai akhirnya sang idola tiba.
Baca Juga
Advertisement
Saat tiba di bandara, Marquez tak henti-hentinya mengumbar senyuman kepada penggemar. Sambil menarik koper, pria yang mengenakan sweater hitam itu bahkan beberapa kali terlihat berfoto bersama penggemar.
Di depan awak media, Marquez mengakui gelar ketiga di kelas 1000cc ini tidak pernah diharapkan sebelumnya. Hal itu terjadi lantaran persaingan di musim ini begitu ketat dan sangat menguras tenaga.
Marquez menyebut bangga karena bisa mengakhiri pertarungan dengan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Hebatnya, pertarungan itu dia menangkan di seri Jepang di Sirkuit Motegi, yang merupakan kandang Honda. Saat itu, mereka juga merayakan ulang tahun ke-50.
"Kami tidak pernah berpikir bisa mengakhiri pertarungan ini di sana (Motegi). Itu adalah balapan yang tidak pernah kami harapkan (menang) sebelumnya," ujar Marquez seperti dikutip Mundo Deportivo, Selasa (1/11/2016). "Kemudian di dua balapan berikutnya saya mulai pergi dan berusaha tampil sebaik mungkin, namun saya terjatuh."
Tak Ambil Risiko
Marquez menambahkan, "Tetapi ketika Anda sudah mendapatkan juara, mungkin Anda menghadapi balapan berikutnya dengan tidak mengambil risiko terlalu besar. Tetapi pada akhirnya, hei, misi sudah tercapai."
Lebih lanjut, Marquez mengatakan gelar juara ketiga ini adalah yang paling sulit sejak ia bergabung dengan Honda pada 2013 lalu. Pasalnya, Marquez diketahui berada di bawah tekanan setelah ia gagal merebut trofi MotoGP di tahun lalu. Sehingga ia berpikir untuk tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.
"Saya berusaha menempatkan tekanan sebaik mungkin dan membuat saya lebih fokus dari sebelumnya," ujarnya. "Saya berusaha untuk tumbuh sebagai seorang atlet dan mencoba untuk belajar dari kesalahan dan mendengarkan saran dari orang lain yang sudah berpengalaman."
(David Permana)
Advertisement