Liputan6.com, Purwakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membangun kesadaran keanekaragaman beragama di sekolah dengan menyediakan tempat beribadah bagi pelajar lintas agama di sekolah-sekolah.
Bupati Dedi Mulyadi mengatakan keanekaragaman beragama di sekolah terlihat saat para pelajar yang beragama Islam membiasakan salat Duha setiap hari.
"Saat pelajar muslim melakukan salat Duha itu, para pelajar non-muslim diberi ruang untuk beribadah di sekolah," kata Bupati Dedi, Rabu (2/11/2016).
Seperti di SMP Negeri 1 Purwakarta, tidak hanya musala yang berada di lingkungan sekolah. Disediakan pula tempat ibadah bagi pelajar non-muslim.
Baca Juga
Advertisement
Di sekolah itu, beberapa ruangan sekolah disulap menjadi tempat ibadah bagi pelajar yang beragama Kristen, Buddha dan Hindu. Ada tempat ibadah bagi pelajar muslim dan non-muslim di sekolah.
"Keanekaragaman beragama di sekolah itu sangat terlihat. Itu sangat indah, dan ternyata tidak ada masalah," kata dia.
Di sekolah lain, yakni di sekolah SD, SMP Yos Sudarso yang terkenal sebagai sekolah Katolik, disediakan pula musala agar pelajar muslim yang belajar di sekolah itu bisa menjalankan ibadah.
"Padahal hanya lima pelajar muslim di sekolah Yos Sudarso itu, tapi disediakan musala," ujar Dedi.
Seorang guru agama Hindu, I Made Kandi, menilai kebijakan yang digagas Pemkab Purwakarta cukup bagus dalam menciptakan keanekaragaman beragama di sekolah.
"Itu sangat bagus. Para pelajar bisa menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing di sekolah. Jadi negara hadir memfasilitasi semua agama," kata dia.