Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang konsolidasi perdagangan saham pada Rabu pekan ini. Pelaku pasar dinilai masih menanti data ekonomi Indonesia dan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Pengamat pasar modal Reza Priyambada menilai, tren IHSG masih konsolidasi. Pelaku pasar masih wait and see terutama data ekonomi seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Dengan inflasi Oktober 2016 tercatat 0,14 persen, Reza menilai inflasi itu terkendali. Hal itu membuat harapan ada ruang untuk penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).
Selain itu, pelaku pasar juga memperhatikan harga komoditas yang bergejolak cenderung melemah. Reza menambahkan, pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve juga ditunggu oleh pelaku pasar. Hal ini terkait rencana kenaikan suku bunga the Fed.
Baca Juga
Advertisement
Reza memperkirakan, IHSG bergerak di kisaran support 5.399-5.407 dan resistance 5.431-5.447 pada Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih dalam fase konsolidasi di tenga kondisi nilai tukar rupiah yang stabil dan data ekonomi seperti inflasi yang sesuai prediksi.
"IHSG akan bergerak di level support 5.386 dengan target level resistance 5.488 yang perlu ditembus untuk kembali membuka jalan bagi pola uptren jangka pendek," kata dia.
Untuk rekomendais saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Sedangkan Reza memilih saham PT Indofarma Tbk (INAF), PT Latinusa Tbk (NIKL), dan PT Elnusa Tbk (ELSA). (Ahm/Ndw)