Liputan6.com, New York - Harga emas naik ke level tertinggi dalam empat pekan terakhir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kenaikan harga emas ini terjadi karena pelemahan nilai tukar dolar AS dan juga ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (2/11/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 1,2 persen ke level US$ 1.288 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga tersebut merupakan level tertinggi sejak 3 Oktober dan keuntungan satu hari terbesar sejak 6 September.
Wall Street Journal (WSJ) Index turun 0,4 persen ke level 88,21. WSJ Index adalah indeks yang menghitung nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Patokan harga emas dalam dolar AS, dengan penurunan nilai tukar dolar AS ini membuat pelaku pasar yang membeli emas dengan mata uang lain akan untung karena lebih murah.
Keuntungan dari pelemahan nilai tukar dolar AS tersebut bertambah dengan adanya ketidakpastian pasar terkait dampak ekonomi dari pemilihan presiden AS pada 8 November nanti.
Kepala Analis Logam Mulai HSBC James Stell menjelaskan, kemenangan bagi salah satu kandidat baik dari Partai Republik yaitu Donald Trump maupun kandidat dari Demokrat Hillary Clinton akan memberikan dampak positif bagi emas. Namun memang, jika Trump yang menang harga emas akan lebih menarik lagi.
"Pemilu AS ini merupakan saat yang saat penting untuk menentukan kebijakan perekonomian AS secara jangka panjang. Kebijakan tersebut tentu saja akan memberikan dampak kepada harga emas," jelas dia.
Selain itu, investor saat ini juga sedang mengamati pertemuan dari Bank Sentral AS. Pada Rabu waktu setempat Bank Sentral AS akan mengumumkan kebijakan moneter yang mungkin hasilnya bakal mempengaruhi harga emas.
Investor melihat bahwa Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga pada tahun ini. Hal tersebut karena beberapa data ekonomi yang telah keluar cukup mendukung langkah kebijakan moneter tersebut.
Namun, pelaku pasar berharap kenaikan suku bunga tidak pada bulan ini melainkan pada akhir tahun nanti atau pada Desember.
"Ketidakpastian pemilihan AS, goyangan di pasar saham dan rencana kenaikan suku bunga AS ini membuat harga emas lebih mudah untuk melonjak," jelas Direktur Perdagangan Kitco Metals Peter Hug. (Gdn/Ndw)