Liputan6.com, Jakarta Berbagai cara dilakukan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mendinginkan situasi politik menjelang aksi demonstrasi pada 4 November 2016.
Aksi ini akan dilakukan oleh sejumlah organisasi Islam yang mengaku berada di payung Gerakan Nasional Pembela Fatwa - Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Demonstrasi ini dipicu karena dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Kasus yang sudah dilaporkan ke polisi ini, akhirnya bergeser menjadi isu politik. MUI sendiri gerah dengan kasus ini karena sudah bergeser ke mana-mana, ditarik menjadi isu politik dan dikaitkan ke Pilkada DKI Jakarta 2017.
Agar demonstrasi tak anarkistis, Jokowi dan JK menemui berbagai tokoh politik dan agama untuk meminta bantuan.
Bertemu Prabowo Subianto
Pertama, Presiden Jokowi menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Senin 31 Oktober 2016. Kunjungan Jokowi ke kediamannya itu pun mempunyai arti tersendiri. Menurut Prabowo, kunjungan itu menandakan rivalitas antara dirinya dengan Jokowi telah berakhir.
Prabowo pun mengungkapkan pasca-Pilpres 2014, komunikasi antara dirinya dengan Jokowi berlangsung baik. Itu ditandai dengan adanya saling kunjung antara keduanya.
"Kami memang pernah rival, tapi Beliau baik sama saya, saya juga baik, komunikasi baik, dan itu bagus dalam budaya bangsa," ucap mantan Pangkostrad ini.
Selain memberikan isyarat politik damai, Jokowi juga berkonsultasi kepada Prabowo soal keamanan.
"Saya concern dengan beberapa masalah keamanan. Dan Beliau kan sebagai panglima tertinggi, jadi saya wajib menyampaikan pandangan-pandangan saya dan alhamdulillah Beliau sangat terbuka," tambah Prabowo.
Jokowi dan Prabowo pun kompak memberikan pesan menjelang Pilkada Serentak agar berpolitik dengan damai.
Prabowo berujar, dirinya selalu berharap agar pelaksanaan pesta demokrasi rakyat dilakukan dengan baik dan tenteram. Ia juga berpesan agar mewaspadai setiap upaya yang dapat memecah-belah bangsa.
Senada dengan itu, Jokowi juga berpesan kepada masyarakat agar seluruh pihak tidak mudah terpancing dengan provokasi.
Advertisement
Pesan Damai dari Tokoh Agama
Kedua, Jokowi mengundang para tokoh agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Jokowi mengajak para ulama sebagai penerus tugas Rasulullah dalam menyebarkan kebaikan ikut berperan menyampaikan nasihat yang menyejukkan umat. Pesan-pesan damai pun harus terus dikumandangkan.
"Kami berharap bahwa ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan ke-Indonesia-an bukan harus dipertentangkan, tetapi marilah kita bersama-sama kita jaga, kita pelihara, kita perjuangan ke-Indonesia-an kita," ujar Jokowi di Istana Merdeka kemarin.
Jokowi berharap para ulama dapat memberikan nasihat yang menyejukkan umatnya.
"Nasihat yang penuh kesejukan, nasihat yang penuh kedamaian saat ini sangat dinanti-nanti dari para ulama untuk para umat," kata Jokowi.
Bertemu SBY
Tidak hanya Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menemui Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membahas soal demo 4 November.
JK pun mengaku menerima sejumlah masukan dari SBY itu.
"Semua orang tahu, Anda juga tahu bahwa tanggal 4 November ada demo besar-besaran. Ya, masukannya (SBY) kita tenang semua," ungkap JK.
Dia pun membantah adanya anggapan bahwa Partai Demokrat berada di balik rencana aksi demo mendatang. Menurut dia, SBY malah memberikan saran dalam menghadapi demonstrasi tersebut.
"Kita tidak bahas itu. (SBY) hanya ingin menyampaikan saran-sarannya karena di pemerintahan sepuluh tahun, di militer lama, jadi memberikan saran bagaimana kita koordinasi apabila timbul masalah pada 4 November nanti," tandas JK.
Advertisement