SBY Minta Intelijen Jangan Ngawur

Untuk mengantisipasi kerusuhan, SBY berharap intelijen bekerja secara baik dengan cara memberikan informasi kepada pemerintah dengan benar.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 02 Nov 2016, 10:26 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono jelang memberi keterangan terkait polemik dokumen TPF kasus Munir di Cikeas, Kab Bogor, Selasa (25/10). Pernyataan tindak lanjut hasil temuan TPF Munir dibacakan mantan Mensesneg, Sudi Silalahi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bogor - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono mengaku terus memantau perkembangan situasi politik jelang demonstrasi 4 November 2016.

Demonstrasi besar-besaran itu dilakukan oleh ormas Islam yang menuntut agar kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diusut tuntas.

Untuk mengantisipasi kerusuhan itu, SBY berharap intelijen bekerja secara baik dengan cara memberikan informasi kepada pemerintah dengan benar.

"Jangan kalau ada pertemuan politik yang dilakukan mereka yang di luar kekuasaan lantas dicurigai," ujar SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/11/2016).

Untuk itu SBY meminta agar intelijen bekerja dengan baik.

"Intelijen harus akurat. Intelijen jangan ngawur. Saya kira bukan intelijen seperti itu yang harus hadir di negeri kita," kata SBY.

SBY juga mengimbau agar aksi demonstrasi yang dilakukan pada 4 November berlangsung dengan damai.

"Banyak sekali seruan unjuk rasa, tetapi jangan anarki," tandas SBY.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya