Liputan6.com, Aleppo - Presiden Rusia Vladimir Putin secara sepihak mengumumkan gencatan senjata selama 10 jam di Aleppo. Menurut informasi yang disampaikan pejabat senior Rusia, gencatan senjata mulai diberlakukan pada Jumat waktu setempat.
"Sebuah keputusan dibuat untuk memperkenalkan gencatan senjata di Aleppo pada 4 November pukul 09.00-07.00 (03.00-01.00 ET)," kata Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (2/11/2016), dikutip dari BBC.
Advertisement
Gencatan senjata terbaru terjadi setelah eskalasi pertempuran di kota itu semakin mematikan. Militer Suriah mengatakan, serangan pemberontak di Aleppo telah menelan 84 korban jiwa selama akhir pekan.
"Kekerasan terbaru juga melukai 280 orang di Aleppo Barat," kata jenderal komandan Angkatan Bersenjata Suriah.
Pemberontak Suriah telah mengintensifkan serangan terhadap Aleppo Barat, untuk mencoba memecahkan pertahanan rezim Suriah yang menguasai timur Aleppo. Wilayah tersebut saat ini kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan lainnya.
Hubungan AS dan Rusia kini tengah memanas. Mereka berdebat di tengah tuduhan kejahatan perang di Suriah.
Washington juga membatalkan pembicaraan bilateral dengan Rusia bulan ini, setelah runtuhnya gencatan senjata berumur pendek di Aleppo terhadap kota di timur yang dikuasai pemberontak.
Beberapa upaya sebelumnya untuk memperkenalkan jeda dalam pertempuran dan pengeboman telah dilakukan dan dengan cepat memburuk. Kedua belah pihak saling menuduh telah melakukan pelanggaran gencatan senjata.
Yang terbaru, pada pertengahan Oktober, tercatat lebih sukses dari sebelumnya. Pertempuran saat itu ditangguhkan selama beberapa hari, meskipun awalnya direncanakan hanya delapan jam.
Namun, gencatan senjata juga berakhir dengan serangan udara Rusia terhadap bagian yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur.