Soal Lacak Data Pengguna, Bos Blibli Minta Klarifikasi dari Opera

Blibli.com memastikan bahwa pihaknya tidak pernah mengumpulkan data pelanggan hingga memberikannya kepada pihak ketiga.

oleh Corry Anestia diperbarui 02 Nov 2016, 19:07 WIB
Kusumo Martanto, CEO Blibli (blibli.com)

Liputan6.com, Jakarta - Layanan eCommerce lokal, Blibli.com menampik aplikasinya mengumpulkan informasi pribadi pelanggan--seperti nama, email, alamat, lokasi, dan nomor telepon--serta membocorkannya ke pihak ketiga.

Ditemui Tekno Liputan6.com, CEO Blibli.com Kusumo Martanto menjamin hal tersebut karena kepercayaan (trust) adalah hal terpenting bagi perusahaan saat memulai bisnis eCommerce ini.

"Bagi kami, kepercayaan pelanggan adalah hal terpenting. Makanya, privasi pelanggan nomor satu. Kami tidak mungkin melakukan hal itu (mengumpulkan data pelanggan)," ujarnya ditemui di Indocomtech di Jakarta, Rabu (2/11/2016). 

Sebelumnya, riset Opera pada 60 aplikasi belanja terpopuler mengungkap, 96 persen aplikasi belanja tidak menggunakan enkripsi utuh untuk menghubungkan aplikasi ke server.

Hal ini menimbulkan risiko privasi bagi pembeli online ketika mereka berbelanja menggunakan aplikasi. Penelitian lain menunjukkan informasi pribadi dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak.

"Dari awal pelanggan berbelanja hingga proses akhir atau konfirmasi barang, kami terapkan keamanan tinggi. Kami juga gunakan 'https'. Semua data, baik via web atau aplikasi terenkripsi," jelas Kusumo.

Bahkan, lanjutnya, perilaku belanja pelanggan juga tak pernah dibuka kepada mitra-mitra Blibli.com.

Minta Klarifikasi

Kusumo juga menyayangkan, riset yang dikeluarkan Opera tersebut. Menurutnya, Opera seharusnya tidak memukul rata bahwa seluruh aplikasi belanja online tidak aman dan cenderung membagikan data pribadi pelanggan.

"Kalau demikian, ini terkesan menyudutkan industri eCommerce. Seolah-olah industri eCommerce di Indonesia itu tidak aman," ungkapnya.

Ia pun mengaku pihaknya telah meminta klarifikasi kepada Opera terkait riset tersebut. "Kami minta klarifikasi supaya jelas, ada bukti. Jangan sampai ini membuat pelanggan takut berbelanja online."

(Cas/Isk)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya