Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia terus berbenah jelang menatap Piala AFF 2016. Beberapa hal masih jadi pekerjaan rumah (PR) bagi pelatih Alfred Riedl bersama skuat Garuda untuk mewujudkan mimpi juara di ajang sepak bola bergengsi di ASEAN ini.
Beberapa formula memang terus diramu oleh pelatih asal Austria itu. Maka itu, Riedl fokus persiapan, mulai sampai empat kali gelar pemusatan latihan, hingga melakoni agenda uji coba tandang kontra Myanmar maupun Vietnam.
Baca Juga
Advertisement
Tentu, hasil di Myanmar dan Vietnam bisa jadi tolok ukur sejauh mana perkembangan timnas. Apalagi, di kedua negara itu para pemain akan merasakan tekanan sesungguhnya dari suporter lawan.
Selain faktor mental, Liputan6.com menyoroti beberapa tiga hal yang masih harus diperbaiki oleh timnas Indonesia. Hal ini juga diakui sebelumnya oleh Riedl.
1. Penyelesaian Akhir
Tim pelatih tampaknya masih kurang puas dengan finishing pemain timnas. Hal ini terlihat kala Riedl terus menggenjot latihan penyelesaian akhir.
Menurut pelatih asal Austria itu, fokus penyelesaian akhir akan terus dilakukan secara berulang-ulang sampai target yang diinginkan bisa dipenuhi.
"Sejak di pelatnas Sleman, kami mengadakan latihan seperti ini untuk melatih penyelesaian akhir. Duel udara saat menyerang atau bertahan. Itu juga berlaku untuk tiga orang penjaga gawang kami. Tidak ada evaluasi," kata Riedl.
Meski cetak empat gol dalam dua laga uji coba sebelumnya, Skuat Garuda memang terkendala penyelesaian akhir. Apalagi saat kontra Vietnam di Sleman, karena dua gol itu diciptakan dari bola mati dan keberuntungan Irfan Bachdim.
Advertisement
2. Koordinasi Lini Belakang
Ada hal menarik kala timnas Indonesia menjalani pelatnas di Yogyakarta. Riedl mencak-mencak saat mengawal pemusatan latihan hari terakhir di Stadion Manahan, Selasa (27/9/2016).
Sesi terakhir latihan di Solo pagi itu diisi latih tanding dengan waktu 2 kali 15 menit. Skuat Indonesia dibagi menjadi dua tim. Pemain inti seperti Boaz Salossa, Rudolof Yanto Basna hingga Irfan Bachdim mengenakan rompi warna kuning. Adapun skuat pelapis Timnas seperti Ferdinand Sinaga, Hansamu Yama dan Ichsan Kurniawan mengenakan kostum warna hijau.
Riedl gusar setelah Yanto Basna terlihat ragu-ragu memainkan bola. Sebab, dia tak segera melakukan back pass pada kiper Andritany saat pertahanan tim dikepung striker lawan. “Kamu menunggu apa? Mestinya kamu segera mengoper pada kiper,” teriak Riedl dari pinggir lapangan.
Andritany juga pernah kena semprot Riedl lantaran miskomunikasi dengan lini belakang yang digalang Fachrudin dan Yanto Basna. Keputusan Andritany keluar kotak penalti untuk menghalau serangan Ferdinand Sinaga justru berbuah tendangan bebas. “You speak, no incident!," kata Riedl.
Tentu, hal ini tak boleh terulang. Itu hanya simulasi di lapangan, bila terjadi di pertadingan sesungguhnya, pasti akan berbeda hasilnya.
3. Pemahaman Taktik
Skuat Garuda dalam persiapan yang mepet menatap Piala AFF 2016. Pemain dituntut cepat untuk memahami rencana dan keinginan Riedl. Dalam latihan tim, beberapa kali Riedl dan asistennya, Wolfgang Pikal rewel menjelaskan skema bertahan dan menyerang.
"Kami sengaja melakukan fokus dan latihan ini secara berulang-ulang. Agar pemain mengerti dan memahami dengan baik yang diinginkan untuk bisa diimplementasikan di lapangan," ujar Riedl di Karawaci.
Maka itu, dalam setiap program latihan, tim pelatih selalu menyisipi pemahaman taktik kepada pemain. Karena, dengan hal ini pemain bisa mengerti keinginan pelatih.
Riedl sendiri memang mempersiapkan beberapa plan dalam pertandingan di Piala AFF 2016 nanti. Hal itu terlihat kala dia mencoba dua tim dalam dua uji coba sebelumnya.
Apalagi formasi Riedl kerap berubah di lapangan, Dari awalnya 4-4-2, kadang berubah menjadi 4-3-3. Zulham Zamrun menjadi pemain yang dibebaskan Riedl ke manapun.
(I. Eka Setiawan)
Advertisement