Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif Djarot Saiful Hidayat melanjutkan blusukannya ke Kampung Kramat, Cipayung, Jakarta Timur usai menyambangi kawasan Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dia bahkan rela hujan-hujanan demi menyapa warga di permukiman tersebut.
Hujan mengguyur kawasan tersebut setelah Djarot selesai berdialog bersama warga di halaman sebuah rumah yang disulap menjadi lokasi ramah tamah.
Advertisement
Djarot tampak memegang payungnya sendiri saat berkeliling di wilayah RW 04 Kampung Kramat. Hujan yang turun cukup deras membuat tim rombongan yang mengikuti terlihat kewalahan.
Kendati, Djarot seperti tidak mau membatalkan kunjungannya. Dia mengaku sering menghadapi cuaca seperti itu.
"Tetap semangat. Kemarin di Jakarta Barat juga hujan," tutur Djarot di Kampung Kramat, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (2/11/2016).
Cuaca yang tidak mendukung membuat warga hanya menunggu untuk disambangi Djarot. Dia pun menghampiri satu per satu warga yang berdiri di depan rumah seraya memanggil Djarot untuk berkunjung.
"Terima kasih sudah datang, Pak. Hujan-hujanan jaga kesehatan," tutur seorang ibu berkaos putih.
Usaha Kasur Lantai
Dalam blusukannya itu, Djarot juga sempat menyambangi rumah yang menjadi tempat usaha pembuatan kasur lantai. Kawasan Kampung Kramat sendiri ternyata memang dikenal sebagai daerah dengan banyaknya pengrajin kasur lantai.
Dia pun mengutarakan niatnya agar usaha itu bisa menjangkau warga yang tinggal di sejumlah rusun di Ibu Kota. Dia ingin pengrajin kasur lantai di perkampungan itu bisa melatih warga rusun sehingga bisa bernilai ekonomis.
"Kalau memang ini bagus, kita kembangkan dengan melatih saudara-saudara kita di rusunawa untuk ibu-ibu di sana. Supaya bisa bikin kasur," tutur Djarot.
Sementara itu, pemilik salah satu industri rumahan kasur lantai yakni Betal Sunaryo mengaku senang dengan niat Djarot. Dia menyambut baik kedatangan mantan Wali Kota Blitar itu.
Betal merinci, dia dan enam karyawannya bisa memproduksi kasur lantai sebanyak 50 buah per hari lewat enam pekerja. Namun, dia mengaku tidak punya lokasi pemasaran yang memadai.
Harga kasur pun disebutnya bervariasi, tergantung besar kecilnya kasur tersebut. Misalnya, ada yang seharga Rp 65 ribu hingga Rp120 ribu.
"Untuk kasur berbahan daswol daur ulang, lebih murah dibanding harga yang kapuk," kata Betal.