Liputan6.com, Jakarta - Diwartakan sebelumnya, beberapa e-Commerce langsung merasa gusar usai Opera menerbitkan hasil riset yang dilakukan terhadap 60 aplikasi belanja teratas di platform Android.
Di dalam riset tersebut diungkapkan bahwa setengah aplikasi yang ada ternyata mengumpulkan informasi pribadi pengguna. Merasa disudutkan salah satu e-Commerce,yaitu Blibli, meminta Opera untuk memberikan klarifikasi tentang hasil riset tersebut.
Menanggapi permintaan itu, Peko Wan selaku Head of PR Asia, Opera Software, memberikan penjelasan kepada Tekno Liputan.com, Kamis (3/11/2016) melalui pesan singkat.
"Studi ini kami lakukan dengan mengaktifkan modus privasi di Opera Max 2.2, yang bisa di unduh di Google Play Store," ujar Peko.
Baca Juga
Advertisement
"Dari hasil uji coba, kami dapat menunjukkan berapa banyak pelacak (tracker) yang terdeteksi oleh mekanisme blocking dan mengategorikannya menjadi tiga kategori risiko, rendah, menengah, dan tinggi. Mekanisme blocking ini didukung oleh daftar dari EasyPrivacy filter, sebuah platform open source yang digunakan juga oleh layanan pemblokir iklan lainnya," katanya.
Namun demikian, hanya aplikasi bersangkutan yang mengetahui secara pasti informasi apa saja yang dikumpulkan melalui pelacak dan dapat memberikan keterangan lebih lanjut tentang hal ini.
"Saat modus privasi Opera Max dinyalakan, ia akan memberitahukan pengguna jika sebuah aplikasi mengirimkan pelacak, dan jika pengguna terhubung melalui jaringan yang tidak sepenuhnya terenkripsi," tutur Peko.
Tak ada niatan untuk membuka "borok" e-Commerce yang ada di Indonesia. Namun, Opera berharap dengan adanya riset ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terkait isu privasi online, bukan untuk menyelidiki bagaimana para penyedia aplikasi e-Commerce mempergunakan data dari tracker.
"Kami mendukung pernyataan rekan-rekan e-Commerce yang menjamin keamanan privasi online para penggunanya. Sangat penting bagi pengguna untuk teredukasi dan mendapatkan informasi lengkap secara transparan mengenai keamanan privasi online mereka," pungkas Peko.
(Ysl/Isk)