Petani Terdampak PLTU Batang Dapat Lahan Garapan Pengganti 32 Ha

PLTU Jawa Tengah 2x1.000 MW merupakan proyek infrastruktur kerjasama pertama antara pemerintah dan swasta di Indonesia.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Nov 2016, 20:17 WIB
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN

Liputan6.com, Jakarta PT Batang Bhimasena Power Indonesia (BPI) memberikan kompensasi kepada masyarakat dan lingkungan di wilayah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah.

Kompensasi sosial tersebut berbentuk bantuan dana tunai yang diberikan kepada petani penggarap dan buruh tani yang terdampak pembangunan PLTU Batang.

Serta memberikan lahan seluas 32 hektare (ha) bagi petani penggarap yang lahan tempat bekerjanya terkena dampak pembebasan lahan PLTU Jawa Tengah.

Presiden Direktur BPI Takashi Irie mengatakan sejak awal, BPI berkomitmen penuh untuk mematuhi dan menghormati aturan yang berlaku. "Kompensasi sosial hanya temporary saja. Kami juga menyediakan lahan pengganti untuk digarap, karena bukan hanya memberikan cash tapi juga support untuk masyarakat bisa mendapatkan alternatif pekerjaan baru," ujar dia, Kamis (3/11/2016).

Lahan pengganti tersebut selanjutnya telah dibagi rata kepada 218 petani penggarap terdampak di mana setiap petani mendapat lahan garapan sekitar 1.200 meter persegi (m2).

Sejak dokumen AMDAL PLTU Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 MW diperoleh, dia mengatakan BPI berkomitmen penuh untuk mengurangi, meminimalisir dan melakukan mitigasi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan dan operasional PLTU.

Selain kepada masyarakat sekitar, upaya meminimalisasi dampak lingkungan, PLTU Jawa Tengah menggunakan teknologi Ultra-Super Critical yang ramah lingkungan dan efisien. Sehingga dengan konsumsi batubara yang lebih rendah emisi yang dihasilkan juga menjadi lebih minimal.

Penggunaan teknologi terbaru di PLTU Jawa Tengah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan pembangkit listrik di Indonesia lainnya, khususnya dalam mendukung program pemerintah membangun pembangkit berkapasitas 35 ribu watt.

"Kami berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan tokoh masyarakat serta perwakilan warga terdampak untuk merumuskan dan melaksanakan program mitigasi sosial bagi warga dari desa yang terdampak langsung proyek pembangunan PLTU Jawa Tengah ini," kata Irie.

Dalam lingkup yang lebih luas, pembangunan PLTU ini kelak diharapkan dapat turut berkontribusi dalam rencana pemerintah untuk penyediaan listrik sebesar 35.000 MW.

PLTU Jawa Tengah 2x1.000 MW merupakan proyek infrastruktur kerjasama pertama antara pemerintah dan swasta di Indonesia yang menjadi bagian dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang akan menjadi lokomotif untuk pertumbuhan koridor ekonomi serta berperan untuk menciptakan dampak ganda di Jawa.

Selain itu, dikatakan PLTU Batang bukan hanya akan jadi front line untuk teknologi tetapi juga dalam menjalin komunikasi dan hubungan dengan masyarakat. Sebagai contoh hingga saat ini sekitar 300 warga lokal (Batang dan sekitarnya) mendapatkan mata pencaharian sebagai pekerja dari proyek PLTU Batang.

BPI merupakan perusahaan joint venture dari tiga perusahaan konsorsium yaitu Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power), PT Adaro Power, yang seluruhnya adalah dimiliki Adaro Energy dan Itochu Corporation (Itochu).                 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya