Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada yang dapat memastikan kondisi keuangan seseorang; terkadang keuangan seseorang dapat menjulang tinggi dan tiba-tiba jatuh bebas, berikut pula sebaliknya.
Kebutuhan yang harus selalu terpenuhi menuntut seseorang terutama kepala keluarga, untuk mempunyai kondisi keuangan yang stabil.
Untuk mencapai hal tersebut, penting untuk melakukan manajemen keuangan yang baik, salah satunya adalah dengan memasukkan biaya kebutuhan masa depan atau masa yang tidak terduga dalam rencana keuangan Anda. Salah satunya dengan mempersiapkan dana darurat.
Baca Juga
Advertisement
Apa itu dana darurat?
Dana darurat berbeda dengan tabungan, tetapi tabungan dapat dijadikan sebagai dana darurat. Dana darurat adalah sejumlah uang yang Anda sisihkan dan dipakai ketika kejadian darurat; kejadian ini dapat berupa biaya rumah sakit atau biaya kecelakaan atau pemenuhan biaya kebutuhan ketika tiba-tiba anda di PHK.
Sedangkan tabungan adalah uang yang kita sisihkan untuk tujuan tertentu dengan jangka waktu tertentu dan dipakai ketika waktu tersebut sampai.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan dana darurat tidak sama dengan tabungan. Anda dapat menabung melalui berbagai macam cara seperti investasi emas, saham, obligasi dan reksa dana, sedangkan untuk dana darurat, sebaiknya simpanlah uang Anda dalam bentuk produk yang punya likuiditas tinggi antara lain uang itu sendiri, valas atau emas.
Berapa banyak yang harus kita sisihkan untuk dana darurat?
Sisihkan dana darurat dengan jumlah yang wajar dan realistis. Tentu Anda tidak ingin terbebani karena jumlah dana darurat yang terlalu banyak dan menekan pos pengeluaran untuk kebutuhan lainnya.
Idealnya, Anda dapat menyisihkan kurang lebih 10 persen - 20 persen dari total pendapatan. Usahakan untuk terus menyisihkan dana darurat dengan jumlah minimal 6-12 kali lebih besar dari total pendapatan Anda tergantung pada status dan jumlah orang yang harus dihidupi, demikian seperti dikutip dari cermati.com,.
Bagaimana Simpan Dana Darurat?
Bagaimana menyimpan dana darurat?
1. Cara awal yang harus Anda lakukan adalah mengetahui besar pendapatan dan pengeluaran
Tulislah pengeluaran secara rinci setiap bulan; jumlahnya, ke mana uang tersebut habis, dan kapan. Setelah mengetahui hal ini, Anda akan lebih mudah mengetahui jumlah dana darurat yang sebaiknya disisihkan.
Rincian pengeluaran dan pendapatan juga membantu untuk menyisihkan dana darurat dari awal sehingga Anda tidak akan menggunakan dana tersebut untuk berbelanja atau demi kepentingan lainnya.
Jika merasa tidak ada lagi nominal yang dapat disisihkan untuk dana darurat, sebaiknya kurangi jumlah pengeluaran Anda. Batasi pengeluaran yang bersifat konsumtif dan dapat ditunda. Selain memberikan Anda kesempatan untuk menyisihkan dana darurat, Anda pun dapat mengontrol kondisi keuangan dengan lebih sehat.
2. Untuk memudahkan Anda, maka dapat menganggap dana darurat sebagai utang
Jika memiliki hutang, tentunya anda dituntut untuk melakukan cicilan pembayaran setiap bulan. Layaknya hutang, tuntut diri Anda untuk mempersiapkan dana untuk pos darurat.
Dengan disiplin menyisihkan dana tersebut, Anda tidak akan dengan mudah menggunakan dana yang tersimpan dan hanya menggunakannya ketika kondisi darurat terjadi.
Simpanlah dana darurat dalam bentuk rekening yang terpisah dengan kebutuhan sehari-hari, atau anda dapat menggabungkannya dengan rekening tabungan. Gunakan fasilitas transfer otomatis setiap bulan, agar secara otomatis rekening penghasilan akan berkurang untuk pos dana darurat.
Advertisement
Dana Darurat Bukan Beban Keuangan
3. Sisihkan dana darurat sejak dini dan mulailah dari uang berapapun
Menyisihkan dana darurat tidak berarti harus dari penghasilan, Anda dapat mulai menyisihkannya melalui uang logam yang didapatkan setiap berbelanja.
Cara lain yang dapat Anda gunakan adalah dengan menyisihkan uang kertas dengan nominal rendah. Mulailah sejak dini; menyisihkan dana darurat lebih cepat lebih baik. Hal itu lantaran tidak akan terbebani oleh jumlah dana yang terlalu tinggi, akumulasi dana Anda pun akan meningkat seiring dengan waktu.
Dana Darurat Bukanlah Beban Keuangan
Jangan jadikan keberadaan pos dana darurat sebagai beban keuangan, ingatlah dana tersebut merupakan penolong ketika suatu masalah menimpa Anda.
Dengan menyisihkan dana untuk keadaan darurat, Anda pun dapat melindungi kekayaan dan aset yang telah dimiliki dan menghindari diri dari kerugian finansial. Oleh karena itu, dana darurat, sangat diperlukan.