Liputan6.com, Jakarta Saat anak tantrum di tempat umum, sebaiknya orangtua jangan panik dan langsung marah-marah. Sebaliknya, orangtua harus peka melihat kebutuhan anak, apakah dia lelah, lapar atau memang menginginkan sesuatu.
Seperti disampaikan psikolog Anna Surti Ariani, ketika anak tantrum, sebaiknya orangtua berusaha seakan mengabaikan si anak tapi dengan memastikan dia aman.
Advertisement
"Misalnya dia ke supermarket, dia mau beli apa dan ketika tidak diberi dia tantrum. Orangtua bisa bilang, 'kamu bisa di sini, mama akan pergi ke lorong lain ya'. Jadi kita tunjukkan seolah tidak peduli sambil memperhatikannya dari jauh," katanya.
Ketika anak dekat dengan orangtua, maka secara otomatis dia akan mengikuti orangtuanya. Namun jika dia tidak dekat dan justru malah semakin menjerit hingga membuat orangtua malu, orangtua harus menegakkan struktur.
"Biarkan anak tetap di situ, ibu mengawasi dari jauh. Dia harus mendapat pesan kalau mengamuk atau tantrum gitu tidak ada gunanya dan dia tidak akan mendapat yang dia inginkan," ujarnya.
Bagaimana pun, Anna mengingatkan, semua teknik disiplin anak itu adalah konsistensi. Jadi ketika anak mengamuk kemudian dia tidak dapat yang dia inginkan, dia akan belajar mengenai keinginan dan kebutuhan. Untuk itu, orangtua bisa mengatakan padanya, "kalau mau minta sesuatu, bilang yang manis. 'Ma, minta ini ya'. Dan kalau dia minta dengan cara yang manis, langsung berikan."
Ketika dia sudah mengerti konsep "meminta dengan cara yang manis", maka orangtua bisa menaikkan levelnya. Untuk hal-hal yang anak minta dan dianggap tidak perlu misalkan harganya mahal, anak bisa diberikan pemahaman.