Liputan6.com, Jambi - Tambang emas liar di wilayah Jambi menimbulkan petaka. Memasuki pekan kedua, sebanyak 11 penambang emas tradisional tak berizin masih terkubur di dalam lobang sedalam 50 meter.
Insiden itu memicu kemarahan Gubernur Jambi Zumi Zola. Ia menyatakan perang terhadap aktivitas penambangan emas ilegal di Jambi. Ia juga membantah tidak berbuat apa-apa dalam masalah yang telah terjadi bertahun-tahun di wilayah kekuasannya.
"Soal ini (penambangan ilegal) butuh dukungan semua pihak. Segala macam upaya persuasif dan tegas sudah kami lakukan. Kami juga sudah koordinasi dengan jajaran kepolisian, Kapolri, Kapolda, Polres hingga aparat TNI," ujar Zola, Jumat, 4 November 2016.
Zola menduga ada pemodal besar di balik maraknya aktivitas penambangan ilegal di sejumlah wilayah di Jambi. Namun, kata dia, pemodal tersebut berasal dari luar Jambi.
Baca Juga
Advertisement
"Inilah yang tengah kami usut dan sudah dikoordinasikan dengan aparat berwenang. Saya juga apresiasi penanganan tegas tambang ilegal di wilayah lain seperti di Tebo," kata Zola.
Sementara itu, pascainsiden 11 penambang yang terkubur di lobang sumur tambang, Kapolres Merangin AKBP Munggaran Kartayuga menyatakan pihaknya sudah memeriksa sedikitnya empat saksi.
"Kita mengarah ke pemilik dan pemodal (tambang ilegal)," kata Kapolres, Rabu, 3 November 2016.
Meski demikian ia menyatakan belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut karena masih proses penyelidikan. Hanya saja, pihaknya sudah mengantongi sejumlah nama pemilik dan pemodal tambang emas liar itu.
"Kita masih dalami lagi. Intinya kita mengarah ke situ (pemilik dan pemodal)," ujar Munggaran.