6 Mitos Keguguran yang Masih Dipercaya

Keguguran kandungan memang menyedihkan keluarga, sehingga banyak yang menutup-nutupinya.

oleh Gina Melani diperbarui 05 Nov 2016, 19:54 WIB
PMS (Premenstrual syndrome) punya gejala yang sama dengan hamil muda. Yuk, ketahui.

Liputan6.com, Jakarta Keguguran kandungan memang menyedihkan keluarga, sehingga banyak yang menutup-nutupinya. Bahkan ada yang percaya bahwa keguguran terjadi pada orang yang jika sedang hamil mengumbar kehamilannya sebelum kehamilannya mencapai trimester ketiga.

Nah, mitos seperti ini yang menyulitkan tenaga kesehatan membantu ibu hamil tersebut. Mungkin karena stigma yang mengelilinginya, mitos tentang keguguran bertahan. Berikut adalah beberapa kesalahpahaman yang paling dipercaya keluarga Indonesia, juga fakta tentang keguguran, dilansir dari Livescience, Sabtu (5/11/2016):

1. Kesalahan ibu

Banyak wanita yang mengalami keguguran menyalahkan diri sendiri. Padahal, mayoritas keguguran disebabkan oleh jumlah kromosom yang abnormal. Ketika sperma dan sel telur bertemu, mereka masing-masing membawa 23 kromosom DNA yang berpasangan untuk membuat genom embrio baru.

Kadang-kadang, proses ini menyebabkan aneuploidi, atau kromosom yang tidak berpasangan. Jenis yang paling terkenal dari aneuploidi mungkin Down Syndrome, yang terjadi ketika embrio memiliki tiga salinan kromosom 21 yang seharusnya dua.

Beberapa jenis aneuploidi, seperti Down Syndrome bisa selamat. Tapi lainnya, seperti trisomi 18 atau trisomi 13, sering fatal setelah lahir. Selain itu, aneuploidies lainnya tetap memiliki dampak yang besar pada telur yang dibuahi bahwa embrio tidak dapat berkembang. Kesalahan genetik ini penyebab keguguran paling sporadis, dan tidak ada hubungannya dengan perilaku ibu atau pilihan selama kehamilan.

2. Jika kromosom baik-baik saja maka ada sesuatu yang salah dengan ibu

Ketika embrio atau janin memiliki jumlah kromosom yang sesuai, mereka berasumsi bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatan ibu yang menyebabkan keguguran. Namun dalam kenyataannya, aneuploidi bukan satu-satunya masalah genetik yang dapat menyebabkan keguguran. Melainkan kelainan pada rahim pun bisa menjadi penyebab keguguran.


Infertilitas

3. Berkali-kali keguguran tanda infertilitas

Padahal, biasanya hanya terjadi sekali atau dua kali, jadi selanjutnya besar kemungkinan akan lahir normal. Banyak masalah kesehatan yang menjadi penyebab keguguran, seperti masalah tiroid, fibroid di uterus atau gangguan pembekuan darah, yang dapat diobati.

4. Tubuh butuh istirahat setelah keguguran

Nyatanya, banyak yang berhasil lahir normal jika semakin cepat hamil terjadi setelah keguguran. Selain itu, semakin cepat terjadi kehamilan maka risiko terjadi kehamilan ektopik semakin kecil.

5. Keguguran terjadi akibat aktifitas fisik atau stres

Anda mungkin pernah mendengar bahwa mengangkat beban berat atau dalam tekanan (stres) bisa menyebabkan keguguran. Tapi nyatanya pernyataan ini tidak benar, begitu pula dengan latihan fisik ringan.

Dibuktikan dari wanita hamil di Palestina yang setiap saat khawatir akan bom atau tembakan, mereka masih bisa lahir normal dibandingkan wanita hamil di Amerika Serikat yang angka kegugurannya tinggi.

6. Keguguran harus dirahasiakan

Ada banyak manfaat ketika Anda jadi lebih terbuka akan keguguran. Misal, banyak yang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan atau orang terdekat untuk tidak putus asa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya