Liputan6.com, Jakarta: Rencana pembangunan tempat pembuangan akhir sampah di Marunda, Jakarta Utara, dikhawatirkan mengancam kelangsungan empang-empang di sekitarnya. Selain itu, warga setempat juga mengkhawatirkan timbulnya berbagai jenis polusi seperti polusi bau yang ditimbulkan oleh sampah.
Ahmad Yani, pengelola empang di Marunda menuturkan, selama ini, empang-empang di kawasan tersebut mampu menghidupi para pengelolanya. Dari satu hektare empang, bisa dihasilkan udang dan ikan bandeng yang beromzet sekitar Rp 3 juta per bulan.
Berkaca pada pengalaman di Bantar Gebang, warga setempat juga khawatir polusi sampah cepat menyebar karena daerah itu rawan banjir. Bahkan, tempat yang direncanakan menjadi TPA sampah itu akan tergenang air setinggi hampir satu meter jika hujan turun.(PIN/Miko Toro dan Kurnia Supriatna)
Ahmad Yani, pengelola empang di Marunda menuturkan, selama ini, empang-empang di kawasan tersebut mampu menghidupi para pengelolanya. Dari satu hektare empang, bisa dihasilkan udang dan ikan bandeng yang beromzet sekitar Rp 3 juta per bulan.
Berkaca pada pengalaman di Bantar Gebang, warga setempat juga khawatir polusi sampah cepat menyebar karena daerah itu rawan banjir. Bahkan, tempat yang direncanakan menjadi TPA sampah itu akan tergenang air setinggi hampir satu meter jika hujan turun.(PIN/Miko Toro dan Kurnia Supriatna)