Liputan6.com, Jakarta - Demonstrasi Jumat 4 November kemarin melibatkan massa yang besar. Tercatat berbagai organisasi masyarakat (ormas) keagamaan mengirimkan anggotanya dari berbagai daerah di Indonesia.
Namun belakangan, aksi massa tersebut berlangsung ricuh, tepatnya selepas Isya. Bentrokan terjadi karena massa aksi melanggar batas waktu demonstrasi pada pukul 18.00 WIB.
Advertisement
Tak hanya di dalam negeri, pemberitaan seputar aksi massa tersebut juga masif dilakukan media luar negeri.
Setidaknya beberapa media luar negeri ternama memberitakan aksi tersebut. Tidak hanya memberitakan, media Barat juga menaksir jumlah massa yang terlibat aksi usai salat Jumat kemarin itu.
Dikutip dari Antara, Media Inggris, BBC memberitakan aksi tersebut dengan judul "Indonesia protest: Jakarta anti-governor rally turns violent" atau "Demonstrasi Indonesia: unjuk rasa anti-pemerintah Jakarta berubah menjadi kekerasan".
Dalam artikelnya itu, BBC menaksir unjuk rasa terkait kasus dugaan penistaan agama Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu, diikuti sekitar 50 ribu orang.
Sementara itu, koran Australia, Sidney Morning Herald, menurunkan judul "Jakarta protest: Violence on the streets as hardline Muslims demand Christian governor Ahok be jailed" ("Demonstrasi Jakarta: Kekerasan di Jalanan Ketika Garis Keras Muslim Menuntut Gubernur Kristen Ahok Dipenjara").
Sidney Morning Herald menyebutkan unjuk rasa dari berbagai ormas keagamaan Jakarta dan daerah itu diikuti sekitar 150 ribu orang.
Lain lagi dengan CNN. Media ini melaporkan 75 orang dibawa ke rumah sakit, kebanyakan terpapar gas air mata. CNN menekankan ribuan demonstran bergerak di Jakarta untuk menuntut apa yang disebut media ini, "gubernur Jakarta yang dituduh menghina muslim". CNN menaksir pengunjuk rasa berjumlah 200 ribu orang.