Liputan6.com, Kupang - Sejak mendaftarkan diri untuk siap memimpin timnya menjadi peserta lomba tangkap buaya di lokasi pantai wisata Lasiana Kupang, banyak komentar miring dari para netizen terhadap putri Pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT), Rivani Bistolen. Sebagian warga menuding Putri Pariwisata NTT hanya membuat sensasi.
Tim Revani menjadi satu-satunya kelompok perempuan yang ikut lomba tangkap buaya yang digelar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi NTT.Tudingan netizen itu dijawab santai oleh sang putri.
Baca Juga
Advertisement
Revani yang pernah menjadi atlit pencak silat itu mengatakan, tujuan dirinya jadi peserta lomba tangkap buaya bukan semata-mata karena dirinya menyandang gelar putri. Tetapi lebih pada aksi kampanye terhadap warga untuk selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan di daerah wisata.
Selain itu, aksinya mengikuti lomba tangkap buaya sebagai bentuk memperkenalkan wisata dan budaya NTT yang belum tereksplore.
"Ada enam destinasi wisata NTT yang sudah mendunia lewat ajang pesona indonesia, namun masih banyak potensi wisata dan budaya NTT yang belum tereksplore. Lewat lomba tangkap buaya ini saya harap NTT semakin terkenal, apalagi lomba tangkap buaya ini menjadi sorotan dunia," ujar Revani kepada Liputan6.com di Kupang beberapa waktu lalu.
"Saya mengikuti lomba tangkap buaya sebagai wujud kepedulian saya terhadap pariwisata agar bisa menciptakan wisata yang nyaman bagi para wisatawan," tambah Rivani.
Saat ini ada empat tim yang terdaftar mengikuti lomba tangkap buaya. Tim Putri Pariwisata menjadi tim satu-satunya wanita yang ikut dalam lomba tangkap buaya. Dua tim Resimen Mahasiswa (Menwa) Undana dan satu tim dari masyarakat Kelurahan Penfui.
Lomba tangkap buaya tersebut akan berakhir pada 31 Desember 2016. Serta, dibuka kembali pada 1 Januari-31 Desember 2017 dengan total hadiah Rp 30 juta.