Liputan6.com, Nusa Dua - - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebut kerusuhan saat demo 4 November terjadi karena ada pihak-pihak yang memprovokasi. Awalnya, Tito menyebutkan, aksi demonstrasi berlangsung tertib dan damai.
"Kalau unjuk rasa kan sudah dibubarkan, sudah selesai. Dalam rangka evaluasi kita sudah jelaskan ke publik tindakan yang disayangkan, ada anarkisme dalam unjuk rasa. Mudah-mudahan tidak terulang kembali. Kita sampaikan ada pihak yang memprovokasi, di mana jelas bukan lagi unjuk rasa. Kami sudah tunjukkan faktanya. Itu kita evaluasi bersama," kata Kapolri di sela kegiatan pertemuan Interpol di Nusa Dua, Bali, Senin (7/10/2016).
Advertisement
Provokator tersebut, ucap Kapolri, menjadi bagian tak terpisahkan dari proses penyelidikan yang tengah dilakukan jajarannya. "Itu mekanisme yang biasa dilakukan oleh polisi."
Sementara itu, berkaitan aksi penjarahan minimarket di Jakarta Utara, Tito menyebut telah mengamankan 11 orang yang diduga sebagai provokator. Semuanya kini diamankan di Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan.
Soal aktor politik di belakang aksi demonstrasi, Tito mengaku seluruhnya masih dalam proses penyelidikan. "Dalam penyelidikan sifatnya kita belum bisa sampaikan lebih lanjut," ucap Tito.
Sementara itu, untuk proses gelar perkara kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Kapolri menjamin akan dilakukan terbuka sejak awal. "(Gelar perkara) terbuka dari awal. Terlapor bisa saja langsung atau diwakili oleh penasihat hukum," ujar Tito.
Saat ditanya apakah aksi demonstrasi 4 November didanai pihak luar, Tito mengaku masih menyelidikinya. "Masih diselidiki terkait support dana dari luar."