Polri Fokus Kerja Sama Ekstradisi Teroris di Sidang Interpol

Selain terorisme, sidang umum interpol juga akan membahas persoalan global cyber crime, kejahatan antarnegara, dan human trafficking.

oleh Dewi Divianta diperbarui 07 Nov 2016, 12:07 WIB
Polri fokus kerja sama ekstradisi teroris di Sidang Interpol.

Liputan6.com, Nusa Dua, Bali - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku Indonesia memiliki agenda tersendiri yang krusial pada pertemuan Sidang Umum Interpol di Nusa Dua, Bali. Salah satu agenda yang menjadi perhatian adalah pemberantasan terorisme.

Tito menjelaskan, pada forum itu diharapkan terjalin kerja sama internasional‎ dalam hal pemberantasan terorisme.

"Pemaparannya ya soal kerja sama internasional. Bagaimana apabila dalam proses pencarian terkait kasus terorisme (bisa dilakukan melalui) proses kerja sama berkaitan dengan ada ekstradisi dan sebagainya," kata Tito di sela acara Sidang Umum Interpol, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10/2016).

Melalui kerja sama forum ini, Tito berharap dihasilkan kesepakatan agar para terorisme di luar negeri bisa segera ditangkap dan dipulangkan ke Indonesia.

‎"Kan jadi sesuatu yang diharapkan dari negara-negara. Diberi kesempatan yang sedang menegakkan hukum, sedangkan diketahui pelaku yang dicari berada di luar negeri. Seperti sekarang ini Bahrun Naim di Suriah, bagaimana ini. Sementara banyak anggota masyarakat kita jadi korban karena kelompok dia," terang Tito.

Dia berharap penegakan hukum terhadap pelaku teror yang masih berkeliaran di luar negeri dapat segera dilakukan. Ini menjadi tantangan dunia dalam menyelamatkan masyarakat global. Meski begitu, ia optimistis kerja sama antarnegara dapat terjalin dalam hal penanggulangan terorisme lintas negara.‎

"Misal dulu ada penangkapan Umar Patek di Pakistan, kan bisa kita bawa pulang," ujar dia.

Tito memastikan, Polri akan memperkuat kerja sama dengan kepolisian negara-negara di Timur Tengah.‎ "Pastilah, sebagai salah satu wadah Interpol, semestinya semua jadi mudah, dan mereka harus paham ketika kita berikan red notice, mereka harus berusaha bagaimana mereka diamankan dan diserahkan ke kita. Inilah yang mudah tapi tidak gampang dilaksanakan," ucap Tito.

Ia menerangkan, 164 negara berkumpul pada pertemuan Interpol. ‎Ada banyak hal yang dibahas selain terorisme. 

"Di sini membahas ISIS, paham radikalisme, global cyber crime, kejahatan antarnegara, human trafficking, kejahatan lintas negara, untuk mempererat kerja sama antarnegara. Kepada peserta memanfaatkan kesempatan ini untuk saling belajar," tutur Tito.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya