Nikaragua Akan Dipimpin Sepasang Suami Istri?

Dalam pemilu kali ini, Ortega menggandeng istrinya, Rosario Murillo sebagai cawapres. Dan mereka nyaris dipastikan menang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Nov 2016, 14:06 WIB
Presiden Nikaragua, Daniel Ortega dan sang istri, Rosario Murillo (Reuters)

Liputan6.com, Managua - Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, diprediksi akan kembali memimpin negara itu untuk ketiga kalinya. Menariknya, dalam pemilu kali ini ia menggandeng sang istri, Rosario Murillo, sebagai calon wakil presiden.

Seperti dilansir The Guardian, Senin (7/11/2016), penghitungan suara menunjukkan Ortega dan Rosario meraih dukungan mendekati 70 persen suara. Sementara menurut USA Today, pasangan ini meraup lebih dari 71 persen suara. Ini disebut-sebut tak lepas dari keberhasilan pemerintahannya dalam menurunkan angka kemiskinan sejak ia menjabat pada 2007.

Oleh sebagian pihak, Ortega dinilai tengah berusaha membangun dinasti politik. Sebab selain menggandeng istrinya dalam pemilu kali ini, ia juga menempatkan sejumlah kerabatnya pada posisi kunci di pemerintahan.

"Ortega mendapatkan jalannya dan tak peduli jika dia melanggar hak orang lain," kata capres dari Partai Liberal Konstitusionalis kanan-tengah (PLC), Maximino Rodriguez yang hanya mampu meraup 8 persen dukungan.

Kiprah Ortega dalam kancah politik nasional Nikaragua diawali sebagai pemimpin gerakan Sandinista yang sukses menggulingkan diktator, Anastasio Somoza pada 1979. Periode pertama pemerintahannya berlangsung pada 1985-1990.

"Dia telah berjuang melawan kediktatoran Somoza, dan Sandinista sendiri menganggap Ortega saat ini lebih buruk dari Somoza," ucap Rodriguez.

Penantang Ortega sendiri saat ini tidak jelas. Oposisi disebut telah "tercerai berai" sejak politikus Pedro Reyes menempuh jalur hukum untuk merebut kepemimpinan Partai Independen Liberal (PLI) dari tangan Eduardo Montealegre pada Juni lalu.

Kemenangan berada di pihak Reyes. Oleh seorang anggota kongres ia dijuluki boneka Ortega. Tak lama anggota kongres itu diberhentikan.

Amerika Serikat (AS) dan organisasi internasional telah menyuarakan keprihatinan mereka atas pelengseran Montealegre dan penolakan Ortega agar pemilu di negaranya berlangsung dengan pengawasan pengamat internasional.

Meski melaju di tengah kontroversi, Bank Dunia mengakui bahwa di bawah kepemimpinan Ortega kemiskinan di Nikaragua menurun sebesar 13 persen. Hal ini menjadi senjata bagi calon petahana itu yang berjanji akan mempertahankan prestasi sosial dan ekonomi jika kelak ia berkuasa kembali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya