Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso, menanggapi kasus 22 dokter yang mengiundurkan dir dari RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur.
"Kami sudah mendengar kabar ini sejak seminggu lalu. Hari ini ada tim berangkat ke Bondowoso, bertemu dokter-dokter, dan pihak rumah sakit untuk mencapai titik temu, mencari langkah yang lebih baik," katanya saat dihubungi Health-Liputan6.com, Senin (7/11/2016).
Advertisement
Menurut Kohar, permasalahan ini memang perlu penyelesaian karena terkait dengan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. "Kami hanya bisa mendorong supaya pelayanan kesehatan tidak terganggu," ujarnya.
Kohar menambahkan, bila hingga hari ini tidak ada penyelesaian, maka Dinas Kesehatan akan mengambil sikap untuk mengantisipasi pasien yang datang ke RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso drg Rahardjo menegaskan, sejauh ini komunikasi masih terus dilakukan pihak rumah sakit dan dokter. Namun kasus ini merupakan kewenangan direktur rumah sakit.
"Kami masih coba komunikasi mencari solusi yang terbaik, tapi ini bukan wewenang saya," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 22 dokter spesialis menyatakan akan mengundurkan diri dari RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur. Keputusan ini terkait dengan manajemen rumah sakit yang tidak mempedulikan keselamatan dokter dan pasien.
Sejumlah masalah krusial yang berkaitan dengan pasien menjadi alasannya, seperti misalnya listrik untuk ICU dan ruang operasi yang sering padam, kurangnya koordinasi pihak rumah sakit yang melakukan proyek di lantai dua sehingga salah seorang dokter mata di lantai satu menjadi korban jatuhnya eternit yang jebol, hingga kebijakan alat kedokteran yang kadang dinilai tak perlu atau masih bisa ditunda justru menjadi prioritas.