Liputan6.com, Jakarta Akrabnya teknologi dengan kehidupan remaja memungkinkan mereka dapat melihat konten apa saja yang tersebar di internet. Padahal, belum tentu konten itu baik untuk mereka, misalnya video blog tentang kehidupan bebas remaja.
Namun, sebenarnya ada hal positif yang dapat diambil. Psikolog anak-anak dan keluarga dari Universitas Indonesia Alia Mufida mengatakan, hal itu bisa dijadikan contoh negatif.
Advertisement
"Kalau sudah dilihat (video tersebut), itu adalah teaching moment untuk mengajarkan baik dan buruk itu seperti apa. Kalau anaknya belum lihat, jangan lihat, tapi tetap disampaikan, ada area-area di internet yang tidak perlu dilihat," kata Fida kepada Liputan6.com, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Terkadang, dia melanjutkan, saat menasihati anak, diperlukan contoh. Hal-hal negatif tersebut dapat dijadikan contoh untuk tidak ditiru.
Fida menuturkan, orangtua tahu mungkin video tersebut dapat memberikan pengaruh negatif kepada anak. Namun, jika memarahi saja berarti orangtua kehilangan kontrol.
"Yang penting orangtua tahu bahwa anak menontonnya. Kemudian orangtua dapat bertanya kepada anak, bagaimana pendapat anak soal video yang ditontonnya dan bagaimana seharusnya. Apalagi remaja biasanya sudah bisa berpendapat," ujar Fida.