Liputan6.com, Jeddah - Jangan pernah menunda untuk mengungkapkan pesan rindu karena Anda tak akan pernah tahu masihkah ada hari esok untuk menyampaikannya. Hal itu seperti terjadi dalam kisah tentara Arab Saudi bernama Tamer al-Anzi.
Ia mencurahkan rasa rindunya kepada sang istri menjelang ajal menjemput.
Advertisement
Anggota militer itu baru saja membina hubungan rumah tangga selama enam bulan ketika kembali ditugaskan ke medan perang di perbatasan selatan dekat Yaman.
"Aku merindukanmu," tulis Anzi dalam pesan tertulis berbahasa Arab kepada istrinya, Amani Ruweili, seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (7/11/2016).
Larut malam, Anzi kembali mengirimkan pesan, "Amani, Tuhan memberkati Anda."
Pada saat itu, Ruweili tidak mengerti maksud pesan yang dikirimkan sang suami. Namun kemudian ia mengirim kembali mengirim pesan suara, mengatakan, "Amani, aku sangat merindukanmu. Aku benar-benar lelah dan ingin beristirahat lama."
Lalu tentara pengantin baru itu mengiriminya foto dengan pose tersenyum.
Siapa sangka, pesan-pesan itu adalah yang terakhir dari sang suami. Ruweilli kemudian dikabari bahwa Anzi mengalami musibah, terbunuh oleh milisi Houthi yang didukung Iran di perbatasan Jazan.
Jazan adalah sebuah kota pelabuhan yang terletak di sudut barat daya Arab Saudi, yang berbatasan langsung dengan Yaman.
Meski sedih, Ruweilli mengaku bangga dengan sang suami wafat demi membela negara. "Saya bangga menjadi janda martir Tamer," ucapnya.
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa wilayah Jazan saat itu dihujani peluru artileri, mortir dan roket dari Yaman. Serangan itu menewaskan Anzi dan melukai tiga tentara Saudi lainnya.
Sepeninggal Anzi, Ruweili berpartisipasi dalam sebuah forum bernama "Misk Stories" di Kota Jeddah.
Forum yang diselenggarakan oleh Pangeran Mohammed bin Salman itu adalah kumpulan bagi tentara Arab Saudi yang mengorbankan hidup mereka untuk melindungi negara.
Baca Juga