Liputan6.com, New York - Sehari jelang pemilihan presiden atau pilpres Amerika Serikat, ancaman serangan dan teror datang ke negara tersebut. Salah satunya dari kelompok teroris Al-Qaeda.
Kelompok ini pernah meninggalkan luka mendalam bagi AS. Pasalnya, mereka adalah otak serangan 9 September 2001 lalu.
Advertisement
Merespons serangan tersebut, Managing Director urusan Hubungan Masyarakat, Departemen Luar Negeri AS, Richard Buangan angkat bicara.
Dia mengatakan, ancaman tersebut sebenarnya tak aneh. Apalagi AS akan menyelenggarakan pemilu dalam waktu sangat dekat.
"Selalu ada kecemasan mengenai keamanan, tapi tidak ada yang secara spesifik kita lihat, tidak ada yang spesifik," ucap Buangan di New York, Amerika Serikat kepada Liputan6.com, Senin (7/11/2016).
Terkait apakah AS akan memperketat keamanan, dia hanya memastikan, pemilu AS tak akan mengalami gangguan keamanan seperti yang dicemaskan.
"Ada regulasi yang memastikan bahwa pemilu akan aman. tapi setiap ancaman keamanan akan kami tangani sangat serius," ucap dia.
Pantauan Liputan6.com di New York, sehari sebelum pemilu, terlihat masyarakat kota tersebut beraktivitas seperti biasa.
Tidak terlihat adanya penambahan aparat keamanan di beberapa tempat strategis. Kendati demikian, kepolisian New York tetap melakukan patroli rutin seperti yang biasa mereka lakukan.
Ancaman Al-Qaeda
Kepolisian Kota New York, New York Police Department (NYPD) dan otoritas pelabuhan atau Port Authority New York dan New Jersey mengungkapkan telah menerima peringatan akan ancaman dari kelompok militan tersebut.
"Kami terus melaksanakan patroli tingkat tinggi di semua fasilitas yang kami miliki," kata Steve Coleman, juru bicara Port Authority, yang mengoperasikan bandara, terowongan, dan jembatan di sekitar New York, seperti dikutip dari Reuters.
Namun, Steve Coleman tak menyebut secara spesifik bentuk ancaman tersebut. Meski begitu, peringatan datang bertepatan dengan ajang New York Marathon, yang digelar Minggu lalu.
NYPD mengatakan, laporan yang mereka terima kurang spesifik dan masih ditelaah.
"Kami bekerja sama dengan FBI melalui Joint Terrorism Task Force serta Biro Kontraterorisme dan Intelijen," kata pihak NYPD.
Pihak Amerika Serikat telah mengumpulkan informasi intelijen tentang kemungkinan ancaman serangan pada seputar waktu pemilihan.
Sejumlah lembaga telah mengirimkan buletin pada pejabat dan aparat lokal. Demikian menurut sumber di Pemerintah AS di Washington DC.
Sumber tersebut menambahkan, level ancaman non-spesifik tersebut relatif rendah.
Sebelumnya, CBS News melaporkan bahwa pejabat intelijen telah memperingatkan otoritas lokal di New York, Texas, dan Virginia tentang kemungkinan serangan Al-Qaeda pada Senin, sehari sebelum Pilpres AS digelar.
Gubernur Texas mengimbau warganya untuk tetap tenang. Sementara itu, pantauan langsung Liputan6.com di Miami menyiratkan situasi di sana kondusif.
*Liputan Pilpres AS langsung dari Miami dan New York terlaksana berkat kerja sama dengan Kedubes Amerika Serikat untuk Indonesia.