Seniman Ini Ciptakan Tiruan Mulut dan Gigi Khusus untuk Seks Oral

Seorang seniman menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pria.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 08 Nov 2016, 23:30 WIB
Seorang seniman menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pasangan (pria). (Sumber Kuang-Yi Ku)

Liputan6.com, London - Seorang seniman dari Taiwan menggagas proyek rancangan spekulatif di Design Academy, Eindhoven, Belanda. Tapi, seniman itu bukan sekedar menciptakan gigi palsu prostetik biasa.

Melalui kerja sama dengan laboratorium kedokteran gigi di King's College London, Kuang-Yi Ku menggagas Fellatio Modification Project.

Dari nama proyek yang mengandung kata 'felatio' yang artinya seks oral, tentu dapat ditebak arah proyek ini.

Dikutip dari New Scientist pada Selasa (8/11/2016), selama ini ilmu pengetahuan tidak terlalu ramah ketika membahas seksualitas manusia dalam penelitian dan praktik.

Misalnya, dalam kedokteran gigi, ada 3 fungsi utama mulut manusia, yaitu estetika, pengucapan, dan pengunyahan. Padahal, seperti kata Ku, "Ada satu fungsi lagi, yaitu seks, yang tidak pernah disebutkan dalam buku-buku teks."

Seniman itu mengakui, "Saya berasal dari kalangan gay dan melihat bahwa dunia kedokteran sangat patriarki, sangat serius, dan para profesornya sangat tradisional, apalagi di negara-negara Asia. Saya ingin melakukan pendekatan kepada hubungan seperti itu."

Tapi, bukannya mengobati penyakit atau mengembalikan fungsi normal mulut manusia, Ku membayangkan seorang dokter gigi meningkatkan fungsi mulut untuk satu hal, yaitu untuk keperluan felatio -- seks oral.

Untuk tujuan tersebut, ia menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pasangan (pria).

Seorang seniman menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pasangan (pria). (Sumber Kuang-Yi Ku)


Mulai dengan Pencetakan

Mirip seperti pembuatan gigi palsu lain, langkah awalnya adalah pembuatan impresi (cetakan) menggunakan silikon liat berwarna biru seperti yang kerap ditemui di ruang dokter gigi ketika mencetak gigi palsu.

Penciptaan alat felatio memang kurang relevan bagi para lesbian yang menghadiri percobaan di laboratorium kedokteran gigi saat itu, tapi Ku menekankan bahwa, secara keseluruhan, kalangan LGBT secara terbuka lebih tertarik dengan modifikasi tubuh.

Katanya, "Bagi kebanyakan LGBT, ada banyak tekanan sosial untuk menepis atau menyembunyikan identitas seseorang, jadi keinginan di lubuk hatinya adalah untuk merancang dan menyatakan sesuatu yang lain."

Seorang seniman menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pasangan (pria). (Sumber Kuang-Yi Ku)

"Proyek ini benar-benar mengena karena memungkinkan perbincangan tentang isu ini dan menunjukan bahwa seni dan ilmu pengetahuan dapat menjadi platform perbincangan yang dimaksud."

Setelah mengisi silikon itu dengan plaster, pasien mendapatkan salinan tepat bentuk gigi-giginya. Kemudian, ditambahkan satu lapisan tipis bahan termoplastik, dipanaskan sejenak, dan jadilah pegangan selipan mulut.

Langkah berikutya adalah merancang prostetik seks oral sesuai dengan keinginan masing-masing, misalnya dengan menambahkan tekstur menggunakan tonjolan-tonjolan, alur-alur, ataupun guratan-guratan karet.

Ternyata, tidak banyak peserta eksperimen yang mengetahui apa yang diinginkan pria dengan prostetik itu.

Seorang seniman menciptakan perangkat dalam mulut untuk meningkatkan pengalaman seksual pasangan (pria). (Sumber Kuang-Yi Ku)

Direktur galeri ilmu pengetahuan, Daniel Glaser menegaskan adanya satu hal lebih penting yang harus dibuat, "Banyak pemikiran tentang kesehatan begerak menjauh dari hal-hal negatif penyakit, kematian, dan kesakitan, lalu bergerak menuju hal-hal positif yang kita inginkan melalui beragam intervensi."

"Jadi, ini adalah suatu gerakan yang menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk memperbaiki kehidupan dan bukan sekedar mengurangi penyakit."

Sisipan palsu dengan tonjolan-tonjolan itu hanyalah tahap awal dari visi imajinatif Ku. Karya berikutnya mungkin melibatkan penggunaan jejaring hidup ada prostetik untuk memberikan perasaan seperti hidup dan mungkin menjahitkan tonjolan ke dalam mulut agar menjadi permanen.

Rekayasa jejaring hidup memang sudah ada guna keperluan mengembalikan fungsi seksual yang normal, misalnya pembuatan vagina di laboratorium. Tapi penambahan jejaring hidup dalam sisipan mulut ini akan menjadi praktik penambahan bagi manusia.

Ku mengatakan, "Dengan rancangan itu, orang baru mengetahui bahwa dia menyukai seks oral. Tapi, pada bagian kedua dalam proyek ini, kami menggagas perubahan tampilan mulut untuk menampilkan pilihan seksual seseorang berdasarkan penampilan."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya