Ayah Guru Korban Penganiayaan Tuntut Siswa SMK Dihukum Berat

Sang ayah korban penganiayaan siswa SMK itu mengaku berhubungan akrab dengan orangtua pelaku.

oleh Fauzan diperbarui 08 Nov 2016, 10:01 WIB
Kondisi guru yang dianiaya siswa SMK itu masih kritis, meski tetap sadar. (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Luwu Utara - Haslina Gaffar (30), guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Malangke Barat yang jadi korban penganiayaan oleh siswa SMK, A (17), hingga saat masih kritis. Ia masih menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Djemma Masamba, Luwu Utara, dengan memanfaatkan fasilitas BPJS Kesehatan.

"Masih lemas, tidak bisa bergerak, belum ada perubahan," kata Gaffar (50), ayah Haslina, kepada Liputan6.com, Senin, 7 November 2016.

Ia menjelaskan putrinya itu masih dalam kondisi sadar, tapi tak bisa terlalu banyak bicara. "Sejak dilarikan ke Rumah Sakit ia cuma bisa terbaring lemas," kata dia.

Gaffar berharap penganiaya dan penikam anaknya yang tak lain merupakan tetangganya sendiri itu dijatuhi hukuman berat. "Orangtua mana yang rela anaknya di aniaya seperti itu," ucap Gaffar.

Gaffar tak pernah menyangka anaknya akan menjadi korban penganiayaan oleh tetangganya sendiri. Padahal, menurut dia, hubungan silaturahmi antara ia dan orangtua A (17) sangat baik. "Apalagi, kami akrab," kata dia.

Ralat Polisi

Di kesempatan berbeda, polisi meralat informasi mengenai A. Siswa itu awalnya disebutkan sebagai siswa SMKN 1 Malangke Barat yang merupakan tempat korban mengabdi menjadi guru. Ternyata terungkap jika yang bersangkutan adalah siswa SMK Komputer Madani Malangke.

Fakta kedua adalah A adalah mantan siswa Haslima saat yang bersangkutan bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat. "Pernah diajar waktu Haslina masih menjadi guru di MTs Tompe Malangke," kata Kapolsek Malangke Barat AKP Kalundu.

Polisi juga masih mendalami motif lain A nekat menganiaya mantan gurunya itu. Sebelumnya, polisi menyebut motif pelaku adalah dendam karena ulah nakalnya sering dilaporkan Haslina kepada orangtuanya.

"Kita masih mendalami motif lain pelaku, apa kamu ada atau tidak nanti kita infokan," ujar Kalundu.

Sebelumnya, Haslina Gaffar dianiaya A menggunakan parang pada Kamis pagi, 3 November 2016, sekitar pukul 07.10 Wita di Dusun Tompe, Desa Pangkajoang, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel.

Haslina saat itu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke tempatnya mengajar di SMKN 1 Malangke Barat ketika pelaku tiba-tiba mendobrak pintu sambil membawa parang. Tanpa sepatah kata pun pelaku langsung mendorong Haslina hingga terjatuh dan menganiayanya menggunakan senjata tajam yang dibawanya.

Akibatnya, Haslina terluka di sekujur tubuhnya. Sedikitnya ada tujuh luka tusukan benda tajam, selain itu tulang rusuknya patah dan lambungnya robek.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya